Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut minimnya realisasi konversi motor listrik sampai saat ini disebabkan oleh kurangnya pasokan baterai.
Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Ketenagalistrikan Sripeni Inten Cahyani mengatakan konversi motor listrik sebelumnya menggunakan baterai fix atau yang tidak bisa ditukar. Di satu sisi, ketersediaan baterai fix masih harus berebutan dengan merek motor listrik baru.
Berdasarkan paparannya, terdapat 5.659 masyarakat yang sudah mendaftarkan konversi motor listrik melalui platform digital konversi Kementerian ESDM. Namun, realisasi konversi baru mencapai 100 unit sampai dengan 16 Agustus 2023.
“Jumlahnya masih kurang [baterai]. Baterai tuh impor butuh waktu dua bulan,” ujarnya di Jakarta, Rabu (13/9/2023).
Demi meningkatkan jumlah konversi motor listrik, pemerintah berupaya menawarkan konsep sewa baterai sehingga masyarakat yang melakukan konversi motor listrik hanya perlu menukar baterai. Sewa baterai inipun dinilai meringankan masyarakat, karena tidak perlu menambah uang untuk melakukan konversi baterai.
Skema penukaran baterai ini pun nantinya akan ditetapkan melalui regulasi dengan adanya perubahan Peraturan Menteri ESDM. Konversi motor listrik pun sudah diatur melalui Peraturan Menteri ESDM 3/2023.
Baca Juga
“Mudah-mudahan ini tinggal menerbitkan perubahan Peraturan Menteri ESDM saja,” tuturnya.
Dalam materi paparannya, sebaran pendaftar konversi motor listrik terbesar saat ini berada di wilayah Jawa Barat sebanyak 1.876 orang, DKI Jakarta 1.149 orang, Jawa Timur 1.409 orang, Banten 452 orang, dan Jawa Tengah 324 orang.
Berdasarkan merek motornya, sebanyak 66 persen merupakan merek Honda, 29 persen Yamaha, dan merek lainnya 5 persen. Kemudian berdasarkan tipe sebanyak 71 persen merupakan motor matic, 26 persen motor manual, dan 3 persen motor sport.