Bisnis.com, JAKARTA — Produsen mobil asal China, Great Wall Motor mencatatkan laba anak usahanya di Rusia, yakni Russia Haval Automobile Manufacturing sebesar US$189 juta atau 1,36 miliar yuan pada semester I/2023.
Dilansir dari Nikkei Asia pada Kamis (31/8/2023), laba anak usaha Great Wall Motor di Rusia tersebut bahkan melampaui laba operasional keseluruhan, yakni sebesar 1,22 miliar yuan. Sementara itu, pendapatan Russia Haval Automobile Manufacturing mencapai 6,78 miliar yuan.
Lonjakan penjualan di Rusia membuat Great Wall mampu mengalami peningkatan hingga dua kali lipat dari pendapatan di luar China, yakni sebesar 20,66 milair yuan. Adapun penjualan di Rusia berkontribusi sekitar 30 persen dari total pendapatan Great Wall senilai 69,97 miliar.
Menurut Asosiasi Bisnis Eropa, Great Wall telah menjual sebanyak 56.402 unit kendaraan sepanjang Januari-Juli 2023 di pasar Rusia. Penjualan tersebut meningkat hingga empat kali lipat dan membuat pangsa pasar Great Wall di Rusia naik dari 3,3 persen menjadi 10,7 persen.
Penjualan Great Wall berada di urutan kedua di bawah Lada yang merupakan merek ikonik Rusia yang diproduksi oleh Avtovaz. Great Wall pun berhasil merebut pangsa pasar dari Volkswagen, Toyota, dan Hyundai-Kia Group yang kehadirannya signifikan di Rusia.
Produsen mobil asal China lainnya seperti Geely menjual 25.885 unit kendaraan sepanjang Januari-Juli 2023, naik sekitar 13,6 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga
Beberapa perusahaan China lainnya yang mengalami peningkatan penjualan adalah Chongqing Changan, China FAW, dan GAC Motor.
Meningkatnya penjualan mobil listrik asal China terjadi seiring hubungan politik antara China dengan Rusia yang semakin dekat. Baru-baru ini BRICS sepakat untuk menambah enam anggota baru untuk meningkatkan posisi globalnya.
Pada Maret 2023, Presiden China Xi Jinping melakukan kunjungan ke Moskow untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin dalam rangka memperkuat hubungan bilateral mereka.
Adapun kesimpulan utama dari pertemuan ini adalah untuk lebih memperluas kerja sama ekonomi bilateral di tengah meningkatnya ketegangan dengan Amerika Serikat dan banyak negara Barat lainnya.