Bisnis.com, JAKARTA — Toyota global menyatakan secara bertahap akan kembali mengoperasikan 14 pabriknya di Jepang pascaterjadi permasalahan sistem yang membuat operasional pabrik harus diberhentikan sementara.
Dilansir dari Bloomberg, Selasa (29/8/2023), adanya permasalahan atau malfungsi tersebut sempat membuat Toyota mustahil untuk memesan suku cadang dan membuat 28 jalur perakitan terganggu, mulai dari model Corolla hingga Prius hybrid.
Sebanyak 12 dari 14 pabrik sempat terhenti operasionalnya pada Selasa siang dengan hanya pabrik Miyata di Fukuoka dan operasi anak perusahaan Daihatsu Motor Co. di Kyoto yang tidak terpengaruh.
Seorang juru bicara Toyota mengatakan, terjadinya permasalahan tersebut hanya terjadi pada pabrik di Jepang dan berencana untuk mulai melanjutkan produksinya pada Rabu (30/8/2023) pasca menangguhkan produksi semalaman.
Entitas dari Toyota global, Hino Motors Ltd. juga menyebut mengalami permasalahan sistem dan akan menangguhkan empat lini produksi pada dua pabriknya di Jepang.
Meski demikian, pihak Toyota tidak mencurigai pihaknya menjadi korban serangan siber seiring adanya permasalahan sistem pada pabriknya.
Baca Juga
Sebelumnya, pada Februari 2022, Toyota harus menutup 14 pabrik pascasalah satu pabrik menjadi korban serangan ransomware.
Insiden tersebut berdampak pada sekitar 5 persen produksi Toyota pada kala itu, dan butuh beberapa hari agar pabrik bisa kembali beroperasi.
Sebuah serangan ransomware dari Rusia diduga telah membuat pelabuhan terbesar Jepang di Nagoya lumpuh pada Juli 2023. Di sisi lain, Toyota juga bergantung pada pelabuhan sehingga pengiriman pun sempat tertahan sementara, meski tidak berdampak pada produksi.