Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TKDN Kendaraan Listrik (EV) Diklaim Makin Tinggi, tapi Investasi Kok Minim

Seiring TKDN kendaraan listrik atau EV yang semakin tinggi, selayaknya realisasi investasi juga ikut terkerek.
Tampilan motor prototipe Electrum produksi JV GOTO dan TOBA yang akan diproduksi lokal di Cikarang - Bisnis/Anshary Madya Sukma
Tampilan motor prototipe Electrum produksi JV GOTO dan TOBA yang akan diproduksi lokal di Cikarang - Bisnis/Anshary Madya Sukma

Bisnis.com, JAKARTA- Berbagai model kendaraan listrik berbasis baterai baik roda dua dan roda empat, belakangan diklaim memiliki tingkat komponen dalam negeri atau TKDN yang semakin tinggi. Bagi mobil listrik dan motor listrik penikmat subsidi maupun insentif, rata-rata sudah harus mencapai 40 persen TKDN pada tahun ini.

Berdasarkan data yang dipaparkan Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Tuafik Bawazier dalam diskusi di Kemenperin, tercatat realisasi investasi Electric Vehicle (EV) baru mencapai Rp3,28 triliun.

Realisasi investasi itu berasal dari industry EV roda dua, roda empat, roda tiga, hingga bus listrik. Dari total investasi, untuk mobil listrik dana yang digelontorkan oleh tiga perusahaan baru sekitar Rp2,1 triliun.

Sisanya, merupakan investasi dari lima perusahaan bus listrik sebanyak Rp360 miliar. Sedangkan dari 48 perusahaan pabrikan motor listrik, terdapat realisasi investasi sebanyak Rp818 miliar.

Di sisi lain, hampir rata-rata produk sepeda motor listrik yang dirakit secara lokal, mayoritas telah menggenapi TKDN minimal 40 persen pada tahun ini. Begitupun untuk dua model mobil listrik yakni Wuling Air ev dan Hyundai Ioniq 5, sebagai penerima insentif fiskal juga memenuhi TKDN minimal 40 persen tersebut.

Bagi yang model EV lolos persyaratan teknis dan administrasi, bakal menikmati insentif dari sisi konsumen berupa pembebasan PPnBM serta PPN DTP sebesar 10 persen. Tidak hanya itu, produk EV juga digratiskan dari BBN dan Pajak Kendaraan Bermotor.

Lebih jauh, dari sisi manufaktur, pabrikan mendapatkan fasilitas libur pajak, bea masuk ditanggung pemerintah, hingga super tax deduction.

Di sisi lain, total investasi itu tampak jomplang dibandingkan gelontoran dana pengembangan EV yang dijaring Thailand. Untuk satu pabrikan EV saja, Thailand bisa mengantongi investasi hingga Rp9 triliun.

Dikutip dari Reuters, Thailand telah menerima invesetasi dari beberapa pabrikan EV asal China secara total mencapai Rp21,9 triliun. Investasi itu antara lain diinisiasi Great Wall Motors (GWM) yang menggelontorkan dana hingga Rp9,8 triliun.

Selanjutnya ada BYD yang sudah membangun fasilitas produksi dengan target operasi awal tahun depan. BYD mengucurkan dana sekitar 17,9 miliar baht, setara Rp7,8 triliun. Sisanya masih terdapat SAIC Motor hingga Hozon.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Kahfi
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper