Bisnis.com, JAKARTA- Seiring tren elektrifikasi otomotif, produsen mobil China yang dipimpin BYD mendominasi pasar electric vehicle (EV). Bahkan, tren itupun mendongkrak ekspor manufaktur otomotif China, melampaui kinerja Jepang secara perdana.
Berdasarkan data iea.org, pertumbuhan pasar EV dalam beberapa tahun belakangan berlangsung eksponensial. Pada tahun lalu, total volume EV secara global telah menembus 10 juta unit, sekitar 14 persen dari volume pasar keseluruhan otomotif global.
Porsi itu melampaui pangsa pada 2021 yang sekitar 9 persen, melesat dari posisi pangsa 5 persen pada 2020. China masih merupakan pasar terbesar EV, menyerap sekitar 60 persen dari total penjualan mobil listrik pada tahun lalu. Eropa berada pada peringkat kedua dengan porsi pasar 15 persen, sedangkan Amerika Serikat sebanyak 8 persen.
Pada tahun ini, porsi pasar EV pun diperkirakan akan melonjak. Hingga kuartal pertama tahun ini saja, tercatat penjualan itu tembus 2,3 juta unit. Secara global, penjualan EV hingga akhir 2023 diperkirakan mencapai 14 juta unit.
China, selain sebagai pasar terbesar, juga penyumbang manufaktur EV paling banyak secara global. Bahkan, BYD yang merupakan produsen asal Tiongkok, berhasil menggeser posisi Tesla yang sebelumnya selalu menduduki singgasana penjualan terbanyak EV secara global.
Mengutip data yang dirilis insideevs, total penjualan EV secara global hingga Mei mencapai 2,74 juta unit. Dari volume itu, BYD menguasai pasar dengan penjualan 950,8 ribu unit, atau sekitar 34,68 persen.
Baca Juga
Sementara Tesla menorehkan penjualan sekitar 673 ribu unit, dengan pangsa 24,5 persen. Dari pabrikan Non China lainnya, terdapat Volkswagen, Mercedes Benz, dan Volvo. Sisanya, pasar EV didominasi pabrik asal Tiongkok.
Bersamaan dengan momen tersebut, BYD menyerukan agar pabrikan China bersatu untuk melawan dominasi pemain lama industri otomotif. Perseteruan muncul akibat berbagai hambatan dan sentimen negatif dari perang dagang antara China dan Barat.
Pendiri sekaligus pucuk pimpinan BYD Wang Chuanfu melontarkan slogan bahwa pabrikan China bisa mengalahkan para pemain lama asalkan bersatu. “Saya percaya waktunya telah tiba untuk merek China, ini adalah panggilan emosional bagi 1,4 miliar orang China yang ingin melihat mereknya mendunia,” kata Wang.
Di sisi lain, tren elektrifikasi juga memacu merek-merek China mengapalkan produknya ke mancanegara. Alhasil, pada semester I/2023, China berhasil merebut predikat sebagai eksportir mobil terbesar secara global, dengan volume 2,14 juta unit, naik 76 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
Kinerja itu melampaui negara eksportir mobil selama ini, yaitu Jepang. Negeri Sakura mengekspor sebanyak 2,02 juta unit mobil pada paruh pertama tahun ini.
Penetrasi produk-produk China yang didorong elektrifikasi itupun memapar Indonesia. Secara perlahan, muncul merek-merek baru yang tampil di GIIAS 2023, seperti Neta, Ora, hingga Maxus. Kesemua merek menonjolkan berbagai model mobil listrik.