Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wuling Air ev Buatan RI Dijual Murah di Thailand, Ini Penyebabnya

Harga Wuling Air ev buatan Indonesia justru dijual dengan harga lebih murah di Thailand.
Tampilan Wuling Air ev dalam Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2023 - Bisnis/Anshary Madya Sukma
Tampilan Wuling Air ev dalam Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2023 - Bisnis/Anshary Madya Sukma

Bisnis.com, JAKARTA – PT SGMW Motors (Wuling) memberikan penjelasan soal harga Wuling Air ev yang dijual lebih murah di Thailand dibandingkan dengan harga di Indonesia. 

Brand and Marketing Wuling Motors Dian Asmahani mengatakan perbedaan harga Wuling Air ev di Thailand dan Indonesia disebabkan oleh kebijakan insentif dan struktur harga. Kedua faktor tersebut adalah penyebab mobil listrik Air ev lebih murah di Thailand dibandingkan dengan Indonesia.

“Kami melihat hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan struktur harga dan kebijakan insentif kendaraan listrik yang berlaku di Thailand dan Indonesia,” kata Dian, Selasa (4/7/2023).

Lebih jauh, kata Dian, mobil listrik mungil telah mendapatkan penyesuaian spesifikasi agar sesuai dengan kondisi pasar di Thailand.

“Air ev yang ekspor ke Thailand memiliki spesifikasi yang telah disesuaikan dengan kebutuhan pasar disana,” imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, Wuling Air ev hasil produksi pabrik di Indonesia mulai diekspor sebanyak 400 unit ke Thailand. Mengutip Thaipr.net, Selasa (4/7/2023), mobil berukuran kompak ini didatangkan ke Thailand melalui distributor EV Primus Company Limited.

Mengacu pada media sosial Instagram WulingThai, harga Air ev dibanderol mulai dari 395.000 baht hingga 485.000 baht atau sekitar Rp169 juta sampai Rp207 juta. Sebagai perbandingan, Air ev di Indonesia dibanderol seharga Rp243 juta hingga Rp299,5 juta.

Adapun, pemerintah telah menggelontorkan insentif bagi pengembangan mobil listrik yang jumlahnya bisa memangkas 42 persen harga jual, sekaligus diklaim paling agresif di antara negara lain dengan kebijakan serupa.

Berdasarkan dokumen Kerangka Ekonomi Makro (KEM) Kemenkeu 2023, insentif fiskal kendaraan listrik ini diklaim lebih baik dibandingkan beberapa negara lain dengan mencapai 42 persen dari harga jual.

Hitungan tersebut berasal dari insentif PPnBM setara 13 persen dari harga jual, pajak impor sebesar sekitar tiga persen dari harga jual, BBNKB dan PKB sekitar 18 persen dari harga jual serta PPN DTP sebesar 10 persen dari harga jual.

Pada dokumen yang sama, pemerintah mengklaim porsi insentif tersebut jauh lebih agresif dibandingkan negara lainnya. Sayangnya, berbanding dengan pasar otomotif Thailand, harga mobil listrik di Indonesia masih lebih mahal.

"Jumlah insentif yang diberikan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan insentif di beberapa negara lain seperti Tiongkok, USA, UK dan Thailand," dalam dokumen KEM-PPKF.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper