Bisnis.com, JAKARTA – PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) menegaskan semua lini produknya saat ini bisa mengonsumsi bioetanol dengan kandungan 10 persen atau E10.
4W Marketing Director Suzuki Indomobil Sales Donny Saputra mengatakan mobil-mobil Suzuki yang dipasarkan di Indonesia sudah kompatibel dengan bioetanol campuran 10 persen.
Bahkan, kemampuan tersebut sudah tercantum dalam buku panduan pemilik kendaraan pabrikan Jepang berlogo ini.
“Suzuki mobil sudah kompatibel menggunakan bioetanol dengan kandungan sampai 10 persen. Kemampuan tersebut sudah tercantum dalam buku pemilik kendaraan Suzuki, jadi semua mobil kami sudah sanggup [mengonsumsi bahan bakar] kandungan etanol 10 persen,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (21/6/2023).
Lebih lanjut, kata Donny, perusahaan sudah menyiapkan mesin yang bisa menenggak bioetanol dari jauh-jauh hari. Sebab, negara tujuan ekspor Suzuki memerlukan kemampuan kendaraan yang mampu mengonsumsi bahan bakar ramah lingkungan tersebut.
“Jadi tidak masalah kita, kami tidak hanya produk domestik ya karena juga ekspor dan beberapa negara sudah implementasi itu, kami memang sudah menyiapkan jauh jauh hari dan tidak untuk produk Indonesia saja, karen kami juga ada kebutuhan untuk ekspor. Jadi semua mobil sudah sanggup [konsumsi bioetanol],” tambahnya.
Baca Juga
Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menargetkan produksi bioetanol yang berasal dari tebu sebagai bahan bakar nabati atau biofuel dapat menyentuh kapasitas minimal 1,2 juta kiloliter (KL) pada 2030.
Target itu termaktub dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 40/2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel) yang diteken 16 Juni 2023 lalu.
Berkaitan dengan hal ini, Kementerian ESDM akan memulai uji coba pasar atau market trial untuk produk bauran jenis bensin dengan bioetanol 5 persen atau E5 pada akhir Juni 2023. Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan uji coba ini dilakukan untuk mengukur kesiapan pasar dari hulu hingga hilir.
Adapun, selama masa uji coba pasar itu, disparitas harga yang mungkin muncul dari harga bensin non subsidi dengan harga indeks pasar (HIP) bioetanol tidak bakal dibantu pemerintah.