Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menperin Ungkap Subsidi Mobil dan Motor Listrik, Ini Curhat Produsen Komponen

Akselerasi kebijakan pemberian subsidi mobil dan motor listrik, tidak melulu berimbas langsung kepada para produsen komponen eksisting.
Pekerja menyelesaikan pembuatan komponen otomotif di pabrik PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (20/9/2022). Bisnis/Suselo Jati
Pekerja menyelesaikan pembuatan komponen otomotif di pabrik PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (20/9/2022). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA– Pemerintah tengah mengakselerasi kebijakan kendaraan listrik, dengan menyiapkan subsidi. Persoalannya, hingga kini industri komponen sebagai mata rantai ekosistem, mempunyai banyak tantangan dalam transisi.

Terkait hal ini, Ketua umum Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) Hamdani Dzulkarnaen Salim menjelaskan kesiapan industri komponen kendaraan Indonesia dalam menyambut era elektrifikasi.

“Sekarang kalau ditanya kesiapan industri komponennya dalam membuat barang-barang seperti seat, sasis, masih berjalan seperti biasa, tapi yang jadi masalah adalah yang produksi engine. Hari inipun masih produksi yang ICE tapi kalo ditanya mereka akan mempersiapkan diri untuk EV, anggota kami perlu waktu untuk mempersiapkan diri,” terang Hamdani saat dihubungi Bisnis, Kamis (15/12/2022).

Hamdani mengatakan rantai pasokan industri komponen dibedakan menjadi tiga jenis, pertama ada komponen yang bisa dipakai untuk kendaraan listrik seperti bearing, seat, dan komponen plastik.

Selanjutnya, komponen yang tidak bisa dipakai untuk kendaraan listrik, dan ketiga ada komponen yang benar-benar tidak bisa digunakan untuk EV seperti mesin berbasis BBM.

“Jenis ketiga ada komponen yang benar-benar kaitannya dengan engine, exhaust dan sebagainya itu akan hilang,” ujar Hamdani.

GIAMM juga menyadari bahwa jumlah komponen di dalam ICE dan EV itu sangat jauh berbeda. Oleh sebab itu, nantinya pemasok bisa saja berpindah untuk membuat mesin atau komponen untuk selain mobil.

Semisal, katanya, kemungkinan para pemasok akan beralih segmen, mencoba menjajal mesin untuk alat pertanian hingga mesin kapal.

“Kami juga tidak bisa mengharapkan apple to apple sebagai gantinya. Pilihannya kami [mungkin] akan coba buat komponen yang masih dipakai engine [konvensional] tapi bukan untuk mobil, seperti alat pertanian atau mesin kapal. Jadi, semuanya itu perlu waktu dan persiapan,” jelasnya.

Kendati demikian, pemerintah akan segera mengatasi masalah ini dengan mempersiapkan upaya agar rantai pasokan yang sudah lama eksis tidak tenggelam oleh gempuran elektrifikasi.

“Saya percaya pemerintah juga akan melakukan usaha-usaha itu, dan semuanya perlu waktu untuk mempersiapkan itu. Sebab, persoalan ini tidak mudah,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper