Bisnis.com, JAKARTA– Pemerintah tengah mengakselerasi kebijakan kendaraan listrik, dengan menyiapkan subsidi. Persoalannya, hingga kini industri komponen sebagai mata rantai ekosistem, mempunyai banyak tantangan dalam transisi.
Terkait hal ini, Ketua umum Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) Hamdani Dzulkarnaen Salim menjelaskan kesiapan industri komponen kendaraan Indonesia dalam menyambut era elektrifikasi.
“Sekarang kalau ditanya kesiapan industri komponennya dalam membuat barang-barang seperti seat, sasis, masih berjalan seperti biasa, tapi yang jadi masalah adalah yang produksi engine. Hari inipun masih produksi yang ICE tapi kalo ditanya mereka akan mempersiapkan diri untuk EV, anggota kami perlu waktu untuk mempersiapkan diri,” terang Hamdani saat dihubungi Bisnis, Kamis (15/12/2022).
Hamdani mengatakan rantai pasokan industri komponen dibedakan menjadi tiga jenis, pertama ada komponen yang bisa dipakai untuk kendaraan listrik seperti bearing, seat, dan komponen plastik.
Selanjutnya, komponen yang tidak bisa dipakai untuk kendaraan listrik, dan ketiga ada komponen yang benar-benar tidak bisa digunakan untuk EV seperti mesin berbasis BBM.
“Jenis ketiga ada komponen yang benar-benar kaitannya dengan engine, exhaust dan sebagainya itu akan hilang,” ujar Hamdani.
Baca Juga
GIAMM juga menyadari bahwa jumlah komponen di dalam ICE dan EV itu sangat jauh berbeda. Oleh sebab itu, nantinya pemasok bisa saja berpindah untuk membuat mesin atau komponen untuk selain mobil.
Semisal, katanya, kemungkinan para pemasok akan beralih segmen, mencoba menjajal mesin untuk alat pertanian hingga mesin kapal.
“Kami juga tidak bisa mengharapkan apple to apple sebagai gantinya. Pilihannya kami [mungkin] akan coba buat komponen yang masih dipakai engine [konvensional] tapi bukan untuk mobil, seperti alat pertanian atau mesin kapal. Jadi, semuanya itu perlu waktu dan persiapan,” jelasnya.
Kendati demikian, pemerintah akan segera mengatasi masalah ini dengan mempersiapkan upaya agar rantai pasokan yang sudah lama eksis tidak tenggelam oleh gempuran elektrifikasi.
“Saya percaya pemerintah juga akan melakukan usaha-usaha itu, dan semuanya perlu waktu untuk mempersiapkan itu. Sebab, persoalan ini tidak mudah,” pungkasnya.