Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Negara Lain Sasar Mobil, Hanya Indonesia Subsidi Baterai Motor Listrik

Pemerintah menggulirkan wacana pemberian subsidi untuk motor listrik terutama hasil konversi, khususnya dalam pengadaan komponen utama baterai.
Direktur PT Volta Indonesia Semesta, Willty Awan didampingi Walikota Semarang Hendrar Prihadi (kedua kanan) dan Brand Ambassador Volta, Deddy Corbuzier (tengah) berfoto bersama seusai peresmian Pabrik Motor Listrik Volta di Kawasan Industri Candi Semarang, Kamis (11/11/2021). (Bisnis/Alif)
Direktur PT Volta Indonesia Semesta, Willty Awan didampingi Walikota Semarang Hendrar Prihadi (kedua kanan) dan Brand Ambassador Volta, Deddy Corbuzier (tengah) berfoto bersama seusai peresmian Pabrik Motor Listrik Volta di Kawasan Industri Candi Semarang, Kamis (11/11/2021). (Bisnis/Alif)

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia telah melontarkan wacana pemberian subsidi guna mengakselerasi ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Rencananya, subsidi tersebut akan diberikan pada tahun 2023 mendatang seiring bergulirnya elektrifikasi otomotif di Tanah Air.

Terbaru, pemerintah mengumumkan wacana pemberian subsidi untuk pembelian motor listrik yang berkisar Rp6,5 juta untuk baterai. Meskipun begitu, pemerintah masih menggodok kebijakan untuk memberikan subsidi serupa bagi pembelian mobil listrik yang skemanya masih dibahas oleh lintas kementerian.

Perlu diketahui, berbagai negara di dunia juga telah memberlakukan subsidi untuk kendaraan listrik, terutama di negara-negara yang menjadi pasar utama EV global.

Berdasarkan laporan 'Electric Vehicle Incentives' dari University of California, tiap negara mengalokasikan anggaran dan skema yang bervariatif untuk subsidi mobil listrik. Misalnya, pada 2021 China sebagai pasar terbesar EV global memberi subsidi untuk pembelian mobil listrik segmen Battery Electric Vehicle (BEV) sebesar US$2.400 atau sekitar Rp36 juta (kurs Rp15.000/US$).

Pertumbuhan penjualan EV China terus berlangsung selama beberapa tahun, apalagi ditambah adanya dukungan kebijakan pemerintah seperti subsidi, insentif pajak, dan kebijakan lainnya yang mendorong produksi. Alhasil, penjualan mobil listrik China pada tahun lalu tembus 3,5 juta unit dengan pangsa pasar 51,7 persen.

Selanjutnya, ada Jerman sebagai negara pasar terbesar EV kedua di dunia dengan koleksi penjualan 695.657 unit. Jerman memberikan subsidi berupa potongan harga untuk mobil listrik BEV senilai US$10.600 atau sekitar Rp159 juta.

Selain itu, Amerika Serikat (AS) juga memberikan skema subsidi berupa pajak penghasilan setelah pemberian kredit untuk pembelian mobil listrik berbasis baterai sebesar US$7.500 atau sekitar Rp112,5 juta. Sebagai informasi, penjualan mobil listrik di AS tembus 631.152 unit dengan pangsa pasar 9,3 persen pada tahun lalu.

Kemudian, Inggris juga memberikan subsidi mobil listrik dengan skema potongan harga sebesar US$2.040 atau sekitar Rp30,6 juta. Subsidi lainnya dengan skema bonus-malus atau feebate juga berlaku di Prancis sebesar US$7.000 atau sekitar Rp105 juta.

Di lain sisi, Thailand sebagai negara pesaing terdekat Indonesia di kancah elektrifikasi otomotif juga menerapkan kebijakan subsidi untuk pembelian kendaraan listrik. Subsidi tersebut berlaku bagi mobil maupun motor listrik yang diimpor utuh (CBU) ataupun yang dirakit lokal (CKD).

Melansir Bangkok Post, skema subsidi yang ditawarkan di Thailand bagi pembelian mobil listrik BEV dengan harga di bawah 2 juta baht (Rp890 juta) dengan kapasitas baterai 10-30 kWh akan diberikan subsidi sebesar 70.000 baht (Rp31 juta). Sedangkan, bagi mobil listrik dengan kapasitas baterai lebih dari 30 kWh akan diberikan subsidi sebesar 150.000 baht (Rp66 juta) per unit.

Sementara itu, untuk motor listrik dengan harga di atas 150.000 baht akan mendapatkan subsidi sebesar 18.000 baht atau sekitar Rp8 juta per unit, baik CKD maupun CBU.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper