Bisnis.com, JAKARTA- Joko Widodo merupakan presiden era reformasi yang lekat dengan dunia otomotif, mobil Esemka yang populer berkat sosoknya, hingga proyek elektrifikasi kendaraan bermotor belakangan ini. Sewindu sudah masa pemerintahan pria yang biasa disapa Jokowi itu, lantas bagaimana nasib “proyek mercusuar” otomotif ke depan?
Otomotif merupakan anak kandung dari revolusi industri. Kehadiran produk otomotif menyusul penemuan alat transportasi modern sebelumnya, lokomotif dan kapal uap. Tidak seperti keduanya, produk otomotif yang dimiliki secara pribadi diperlakukan tidak saja sebagai penopang mobilitas, melainkan memperkuat identitas dan status sosial.
Prestise yang melekat pada tiap mobil dan sepeda motor itu seakan abadi. Saking prestisiusnya, orang pertama empunya mobil di Indonesia adalah seorang raja yakni Pakubuwono X dari Keraton Surakarta, yang mendatangkan Mercy Phaeton pada 1894.
Seiring berjalannya waktu, prestise otomotif tidak saja diburu orang per orang, melainkan antar negara. Tiap negara, lebih-lebih negara berkembang, berlomba merebut klaim sebagai produsen otomotif yang menandakan tapal batas antara negara bercorak industrialis dan agraris.
Kompetisi tersebut telah diidap negara kawasan ASEAN, sejak era awal pasca kolonialisasi. Indonesia, Malaysia, dan Thailand rebutan menjadi salah satu basis produksi otomotif.
Puncaknya, sewaktu hasrat memiliki mobil nasional menggebu. Indonesia memulai proyek mercusuar otomotif yang digagas Tommy Soeharto dengan merek Timor yang merupakan putra Presiden Soeharto yang berkuasa hingga 1998 silam.
Baca Juga
Tidak seperti mobil nasional Timor serta cikal mobnas lainnya yang kandas, Jiran Malaysia berhasil melahirkan produksi Proton dan Perodua. Sedangkan yang paling anyar adalah Vietnam berkat kehadiran VinFast dibidani oleh Pham Nhat Vuong seorang konglongmerat di negerinya.
Otomotif seolah memantulkan berbagai prestise seperti kemandirian dan kemajuan industri, memancarkan taraf kehidupan pribadi maupun sosial. Maka tak heran sewaktu sosok Joko Widodo saat menjabat Walikota Surakarta memperkenalkan Esemka selaku gubahan sekolah vokasi, namanya pun ikut mencuat ke seantero negeri.
Kini, nasib Esemka yang telah memiliki pabrik di Boyolali, seturut peresmiannya pada 2019 lalu oleh Presiden Jokowi, belum tampak survive di pasar domestik. Esemka jauh berbeda dengan Timor dan Bimantara, tak ada “tangan negara” di sana, hanya saja Jokowi kadung lekat sebagai duta produk lokal tersebut.