Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sewindu Jokowi, Menanti Proyek Mercusuar Otomotif

Proyek Esemka dan mobil listrik bakal lekat dengan Presiden Joko Widodo.
Sejumlah mobil pikap terparkir di halaman pabrik mobil Esemka di Sambi, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (22/10/2018)./ANTARA-Aloysius Jarot Nugroho
Sejumlah mobil pikap terparkir di halaman pabrik mobil Esemka di Sambi, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (22/10/2018)./ANTARA-Aloysius Jarot Nugroho

Merintis Elektrifikasi Otomotif

Pada episode pemerintahan Jokowi Jilid II, industri otomotif kembali mendapatkan sorotan. Pada 2019, presiden menerbitkan Perpres No. 55/2019 tentang Pengembangan Industri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (EV/Battery Electric Vehicle).

Pada saat itu, pemerintah dikabarkan telah menggenggam komitmen investasi Hyundai asal Korea Selatan. Komitmen lainnya datang dari SGMW atau Wuling yang menyatakan siap memboyong model mobil listriknya.

Beberapa poin regulasi mobil listrik tersebut antara lain, pengembangan produk merek lokal, pemberian insentif untuk pengembangan industri otomotif berbasis elektrik, insentif fiskal dan non fiskal produk EV/BEV. Poin lainnya, pengembangan riset yang melibatkan perguruan tinggi, penyiapan infrastruktur isi daya, pembangunan industri baterai berbasis nikel, serta ketentuan terkait purna jual kendaraan bermotor listrik.

Sebagai tindak lanjut, pemerintah menerbitkan berbagai aturan turunan. PP No. 73/2019 kemudian direvisi menjadi PP No. 74/2021, menggariskan perbedaan tarif PPnBM berbasis emisi karbon yang mengistimewakan BEV dibandingkan model lain seperti HEV, PHEV, FCEV, terlebih lagi ICE.

Setelah kebijakan itu rampung, terhitung satu per satu model kendaraan listrik diperkenalkan para prinsipal. Sedikitnya terdapat  18  model mobil listrik yang dipasarkan meliputi semua jenis teknologi.

Hanya saja, hingga memasuki 2022, pemasaran produk EV masih sangat minim. Keterbatasan infrastruktur isi daya dan harga produk yang masih terlampau mahal membuat EV sukar menembus pasar lebih besar, meskipun beberapa produk telah diklaim menjalani lokalisasi.

Dua produk dari prinsipal berbeda, yakni Hyundai Ioniq 5 dan Wuling Air ev tercatat telah mengantongi sertifikat TKDN di atas 40 persen. Untuk yang terakhir, mobil mini EV seharga di bawah Rp300 juta tersebut sejauh ini lebih berhasil mengoleksi penjualan terbanyak segmen EV.

Berbeda dengan kondisi roda empat, dari sektor roda dua semarak EV lebih ngebut. Terbukti proyek elektrifikasi itu mengundang jajaran elit ikut bermain, sebut saja kelompok TOBA yang identik dengan keluarga Luhut Pandjaitan menjalin kerja sama dengan Gojek memasarkan Electrum.

Gojek sendiri yang menempatkan nama Garibaldi Thohir selaku saudara kandung Menteri BUMN Erick Thohir sebagai Komisaris juga telah memboyong produk EV roda dua asal Taiwan, Gogoro yang nyatanya merupakan afiliasi global emiten GOTO tersebut.

Indika Energy (INDY) yang dinakhodai Arsjad Rasyid selaku Ketua Kadin Indonesia pun masuk dalam jajaran pemain anyar otomotif berkat kehadiran Alva One sepeda motor listrik.

Produk-produk tersebut menambah daftar panjang pemain motor listrik, menyusul keberadaan Gesits yang kini diproduksi Wika Manufaktur serta jajaran produk BIKE serta SLIS.

Persoalannya kemudian, belum banyak produk EV yang mempunyai target TKDN memuaskan sebagaimana ditetapkan dalam Peta Jalan tertuang pada Permenperin No. 6/2021. Target TKDN dalam peta jalan mencapai minimal 40 persen untuk roda dua hingga 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Penulis : Kahfi
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper