Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisa Bikin Irit, Ini 6 Tips Gaya Bekendara Eco Driving ala Isuzu

PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) memberikan tips untuk gaya berkendara eco driving yang diklaim dapat mengoptimalkan mesin Euro4.
Truk logistik melewati jalan tol di Tb Simatupang, Jakarta, Rabu (28/4/2021).   Implementasi standar Euro 4 akan menguntungkan para pemilik kendaraan niaga dan logistik, termasuk Isuzu. Selain kian hemat BBM, kendaraan juga makin mudah perawatannya. /Bisnis.com
Truk logistik melewati jalan tol di Tb Simatupang, Jakarta, Rabu (28/4/2021). Implementasi standar Euro 4 akan menguntungkan para pemilik kendaraan niaga dan logistik, termasuk Isuzu. Selain kian hemat BBM, kendaraan juga makin mudah perawatannya. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) yang terkenal sebagai perusahaan otomotif yang irit dan tangguh, memberikan tips untuk gaya berkendara eco driving yang diklaim dapat mengoptimalkan mesin Euro4.

IAMI melihat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akan berdampak pada semua sektor, khususnya sektor industri yang termasuk berdampak pada operasional perusahaan yang otomatis harus melakukan revisi pengeluaran biaya karena setengah dari pengeluaran biaya operasional justru digunakan untuk pembelian BBM.

Technical Training Team IAMI Thomas Wijanarka menjelaskan bahwa penghematan BBM tidak hanya ditunjang oleh mesin atau faktor internal lainnya, akan tetapi gaya berkendara juga dapat membuat irit terhadap BBM.

“Banyak hal yang dapat menghemat pengeluaran BBM, salah satunya gaya berkendara dengan Eco Driving,” ujar Thomas saat ditemui Bisnis, pada Isuzu Driving Experience, Kamis (7/10/2022).

Nah, berikut ini tips enam gaya berkendara eco driving ala Isuzu yang dinilai dapat lebih mengoptimalkan BBM pada mesin Euro4:

1. Jaga Kecepatan
Perlu diketahui, dalam kinerja mesin sebuah kendaraan terutama di Isuzu, kecepatan 80 km per jam adalah kecepatan yang ideal, terkhusus di jalan tol yang memungkinkan kecepatan tersebut. Jika dikomparasikan, kecepatan 80 km per jam setara 6,7 km per liter, sedangkan 90 km per jamam setara 6,1 km per liter, dan 100 km per jam setara 5,4 km per liter.

2. Jaga RPM
Dalam hal menjaga RPM atau putaran mesin, cenderung menginjak pedal setengah bisa lebih menghemat solar dibanding injak hingga mentok, termasuk dengan RPM seperti pada keterangan di spidometer. Diketahui, rentang RPM 1.000-2.000 merupakan zona hijau di spidometer, yang artinya termasuk dalam kategori hemat, sedangkan RPM 3.000 ke atas itu zona merah yang akan jauh lebih boros.

3. Maksimalkan Gigi Tinggi
Maksimalkan gigi tinggi juga membuat kendaraan lebih hemat solar dibandingkan cenderung di gigi 3 ke bawah. Sebab, dengan RPM yang sama, laju mobil menjadi lebih jauh. Menurut catatan Isuzu, cenderung memanfaatkan gigi 6 bisa meraih 10,6 km per liter dibandingkan cenderung di gigi 4 dengan catatan 6,7 km per liter.

4. Jaga Kecepatan Konstan
Kecepatan yang konstan berarti RPM juga konstan. Dengan menjaga kecepatan konstan, maka RPM tidak naik turun dan bisa menghasilkan efisiensi solar 6,7 km per liter. Jika kita tidak konstan dalam kecepatan, maka hasilnya bisa di 6,1 km per liter, atau bahkan 5,5 km per liter.

5. Pengereman
Pengereman yang berarti terjadi pengurangan kecepatan atau deselerasi juga berpengaruh pada efisiensi solar. Dalam hal ini, triknua adalah menghindari pengereman secara tiba-tiba walaupun sebenarnya pengemudi bisa memperhitungkan dan sadar bahwa kendaraan sudah harus berhenti pada jarak tertentu.

Akan lebih efisien jika pengemudi sedari awal telah melakukan pelambatan kendaraan dengan menggunakan engine brake atau pengereman mesin. Perbandingannya, jika melaju dan rem 300 meter secara tiba-tiba bisa membuang 24,1 cc solar, pelambatan dengan engine brake dalam 300 meter menuju titik stop hanya menghabiskan 0,8 cc solar.

6. Hindari Mesin Menyala Saat Diam
Hindari mesin menyala saat diam. Misalnya saja, saat penurunan barang dalam jumlah kecil, sekadar urusan administrasi, dan lainnya yang mungkin terbilang remeh secara waktu. Sebab, dalam waktu tersebut sudah pasti solar terbuang percuma. Namun jika hal ini dilakukan secara sering, tentu efeknya akan berpengaruh pada total efisiensi solar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper