Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Perkumpulan Tenaga Ahli Alat Berat Indonesia (Pertaabi) Rochman Alamsjah mengatakan bahwa organisasinya masih melakukan riset dan studi terkait efisiensi dan efektivitas bahan bakar minyak (BBM) berstandar Euro 4 pada kendaraan alat berat.
“Tapi yang jelas biasanya kalau inovasi bahan bakar, itu dari sisi efisiensi ke cost productivity pasti akan ada dampak dalam artian lebih sensitif,” katanya di Jakarta, Kamis (23/6/2022).
Pada saat yang sama, Rochman menjelaskan bahwa penerapan Euro 4 juga akan mengalami gangguan operasional. Biasanya, hal yang baru bagi operator belum bisa diantisipasi secara klir. Itu sebabnya, sumber daya manusia dalam menggunakan alat berat dengan standar BBM Euro 4 harus dikembangkan agar lebih akomodatif.
“Tapi dari sisi keawetan permesinan, mudah-mudahan sih lebih awet karena low carbon emission sehingga endurance peralatan tambang diharapkan bisa lebih baik,” jelasnya.
Kewajiban kendaraan bermesin diesel menggunakan Euro 4 efektif berlaku pada April. Saat ini, Rochman menuturkan bahwa umumnya alat berat di Indonesia masih menggunakan mesin Euro 2 dan Euro 3. Produk-produk tersebut pun masih harus diimpor dalam keadaan utuh atau completely built up (CBU).
Ini terlihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS). Total nilai ekspor kendaraan bermotor dan bagiannya itu mencapai US$3,79 miliar. Sedangkan nilai impor telah US$3,89 miliar,
Dari keseluruhan impor, angkutan barang dengan spesifikasi berat kotor lebih dari 45 ton yang didatangkan secara CBU dengan nomor HS 87041037 merupakan kontributor terbesar.
Total nilai impor produk tersebut mencapai US$377,03 juta. Negara importir terbesar antara lain Jepang, India, dan China.