Bisnis.com, JAKARTA – Gabungan Industri Otomotif Indonesia (Gaikindo) optimistis berakhirnya insentif Pajak Penjualan Barang Mewah Ditanggung Pemerintah atau PPnBM DTP, tidak akan terlalu berpengaruh pada pasar otomotif Indonesia saat ini.
Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara menyebut bahwa penghentian PPnBM tidak memiliki pengaruh yang besar pada pasar otomotif, karena menurutnya pelaku usaha dari produsen mobil sudah mempersiapkan hal ini.
“Dari awal sudah tahu, jadi tidak masalah karena mereka [pelaku usaha] sudah mengetahui dari awal bahwa PPnBM ini akan berakhir pada kuartal ketiga 2022, ya intinya pelaku usaha akan kembali menuju kondisi sebelum awal pandemi,” ujar Kukuh saat dihubungi Bisnsis.com pada (5/10/2022).
Lebih lanjut, Kukuh menjelaskan alasan penghentian PPnBM ini tidak terlalu berpengaruh karena melihat dari pertumbuhan ekonomi yang membaik pada kuartal kedua. Dia berharap kondisi yang membaik pun berlanjut pada kuartal selanjutnya.
“Kan sudah menuju arah normal, jika kondisi ekonomi di kuartal kedua sudah membaik di level 5.44, maka harapannya di kuartal selanjutnya akan sama dan kita harapkan bisa seperti biasa [kondisi normal],” jelas Kukuh.
Sebagai informasi, berdasarkan data Direktorat Jenderal Pajak (DJP), kelanjutan pemberian insentif fiskal masih dalam tahap evaluasi karena sektor otomotif dianggap tak lagi membutuhkan dukungan fiskal.
Baca Juga
Adapun, insentif yang menyuplai segmen kendaraan roda empat jenis LCGC dengan harga jual Rp200 juta dan kendaraan dengan kapasitas mesin 1.500cc seharga Rp200-Rp250 juta, Gaikindo mencatat penjualan otomotif sepanjang tahun hingga Agustus 2022 mencapai 658.232 unit atau naik 21,1 persen secara tahunan.