Bisnis.com, JAKARTA- Booming mobil listrik (electric vehicle/EV) diperkirakan hanya akan sampai pada 2030 yang kemudian disusul pengembangan massal teknologi hidrogen.
Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Nurul Ichwan mengatakan populasi mobil listrik dunia akan merosot drastis pada 2030 seiring dengan perubahan tren tersebut.
"Periode 2020-2025, populasi mobil listrik dunia akan meningkat tajam 400 persen dari jumlah awal sekitar 2 juta unit. Namun, periode berikutnya hanya naik 10 persen karena peralihan ke hidrogen," kata Nurul kepada Bisnis, Kamis (4/8/2022).
Terkait dengan hal itu, Nurul mengatakan perusahaan yang berinvestasi di industri EV seperti LG dan Foxconn nantinya juga akan menyusul mengikuti tren penggunaan hidrogen tersebut.
Kendati demikian, perubahan tersebut dinilai tidak akan mengurangi potensi investasi di industri otomotif Tanah Air. Sebab, kata Nurul, Indonesia sangat kompetitif karena memiliki industri dengan ongkos produksi relatif lebih rendah dari negara lain, seperti Vietnam dan China.
Selain itu, Indonesia diuntungkan oleh banyaknya ketersediaan sumber daya seperti alumunium, besi, serta campuran besi dan nikel yang digunakan untuk memproduksi komponen.
Baca Juga
Bagaimana pun, RI bukan berarti tidak memiliki tantangan. Nurul mengatakan hal yang saat ini menjadi tantangan bagi industri EV Tanah Air adalah kemampuan sumber daya manusia (SDM).