Bisnis.com, JAKARTA - Pabrikan sepeda motor Jepang tengah menikmati lonjakan permintaan dari dalam negeri. Menurut data yang dirilis Asosiasi Kendaraan dan Sepeda Motor Ringan Jepang, penjualan sepeda dengan mesin lebih besar dari 251cc naik 32 persen jadi 51.035 unit pada semester I/2022.
Kepala Penjualan di Honda Motorcycle Japan Hideaki Iwami mengatakan selama beberapa dekade terakhir, Honda Motor Co., Yamaha Motor Co. dan Kawasaki Heavy Industries Ltd. telah beroperasi dengan asumsi bahwa penjualan lokal akan menyusut, sejalan dengan populasi yang menua.
“Saya tidak pernah berpikir saya akan melihat yang seperti ini,” katanya, dikutip dari Bloomberg, Kamis (7/7/2022).
Saat ini, ujarnya, tren tersebut telah berbalik, setidaknya untuk saat ini. Hal ini terjadi berkat perubahan kebiasaan konsumen yang mulai beralih ke penggunaan sepeda motor.
Menurutnya, pandemi telah membuat orang memiliki lebih banyak pendapatan dan keinginan untuk menghabiskan lebih banyak waktu di luar rumah, sementara kekurangan suku cadang yang terus-menerus memaksa orang untuk menunggu berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun, untuk mendapatkan mobil baru.
Hal itu membuat sepeda motor jadi pilihan yang menarik bagi pembeli potensial seperti Yurika Kakiuchi, seorang pekerja kantoran berusia 40 tahun yang tinggal di Kota Urayasu, di sebelah Tokyo.
Baca Juga
Dia bercerita baru-baru ini memperoleh SIM untuk sepeda motor dengan perpindahan sebanyak 400cc, dan berencana untuk mengganti ke unit yang lebih besar.
“Saya ingin belajar sesuatu yang baru,” ucap Kakiuchi.
Adapun dari sisi penjualan tahun ini, Honda menempati peringkat pertama dengan 15.142 unit atau naik 54 persen. Sementara Kawasaki berada di urutan kedua dengan peningkatan 69 persen, dan Suzuki Motor Corp. naik 19 persen. Sedangkan Yamaha Motor mengalami penurunan penjualan unit sebesar 6,8 persen.
Menurut Iwami, orang-orang mulai melirik sepeda motor. Mereka memiliki lebih banyak uang yang dihemat dari makan di luar karena pembatasan akibat pandemi dan melakukan lebih sedikit perjalanan.
Bukan itu saja, sepeda motor juga dilihat sebagai cara untuk berkeliling dan menghindari transportasi umum yang padat.
"Jika permintaan yang kuat terus berlanjut, penjualan unit domestik mungkin melebihi 100.000 unit tahun ini untuk pertama kalinya sejak 1998," imbuhnya.
Sebagai informasi, penjualan sepeda motor di Jepang mencapai puncaknya pada 1980-an ketika banyak digunakan untuk belanja lokal dan perjalanan pulang pergi.
Selain perubahan demografi, tindakan keras terhadap parkir ilegal dan meningkatnya popularitas sepeda listrik telah berkontribusi pada penurunan yang stabil.
Namun kini, pasar melihat kembalinya pengendara tua, yang membeli sepeda motor untuk dinikmati di masa pensiun. Selain itu, pembeli yang lebih muda tertarik dengan harga sepeda yang relatif lebih terjangkau dibandingkan dengan mobil.