Bisnis.com, JAKARTA – Penjualan wholesales truk pada Mei anjlok hingga 43,55 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pastikan kondisi tersebut masih terbilang normal, serta menampik bahwa pengaruh dari pemberlakuan Euro 4.
Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara mengatakan bahwa penyebab paling besar penurunan penjualan pada Mei adalah pendeknya waktu kerja. Hal itu mengingat pada Mei, waktu operasional banyak terpangkas libur dan cuti bersama.
“Waktu kerja normalnya kan 22 hari sampai 25 hari. Katakan 20 hari terjual 8.000 unit. Artinya, sehari bisa terjual 400 unit. Bulan Mei itu penjualan truk 4.000 lebih. Artinya masih normal karena jualannya hanya 10 hari,” katanya saat dihubungi, Senin (20/6/2022) malam.
Oleh karena itu, Kukuh menjelaskan bahwa anjloknya penjualan truk bukan disebabkan kewajiban kendaraan diesel menggunakan mesin Euro 4. Di saat yang sama, dia optimistis tahun ini pertumbuhan lebih baik dari 2021.
“Akan tetapi kita harus hati-hati karena tren Covid-19 juga makin meningkat. Jadi ini harus disikapi dengan hati-hati,” jelasnya.
Berdasarkan data Gaikindo, penjualan wholesales truk pada Mei adalah 4.601 unit. Angka tersebut turun 43,55 persen dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu 8.151 unit.
Baca Juga
Penurunan terbesar ada pada truk GVW 5 ton sampai 10 ton. Untuk jenis ini, realisasinya turun dari 6.456 pada April jadi 3.114 unit bulan lalu.
Jenis GVW 10 ton sampai 24 ton naik 1 unit dari 341 ke 342 penjualan. Sedangkan kelas di atas 24 ton turun dari 1.354 ke 1.145 unit kendaraan.
Meski begitu, penjualan Mei 2021 masih lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Kenaikannya mencapai 26,5 persen atau terjual 3.637 unit pada Mei 2021.
Kenaikan juga terlihat jika dihitung sepanjang 2022 hingga Mei dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tahun ini, total penjualan 31.559 atau tumbuh 26,07 persen (terjual 25.031 unit) dibandingkan 2021.
