Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah akan menaikkan tarif listrik khusus 3.500 VA ke atas. Sebagai produsen otomotif di mobil listrik, Hyundai menyebut kebijakan tersebut tidak akan mempengaruhi penjualan produknya.
“Sampai saat ini tidak ada dampak untuk penjualan mobil listrik Hyundai,” kata Head of Public Relations PT Hyundai Motors Indonesia Uria Simanjuntak saat dihubungi, Rabu (15/6/2022).
Uria tidak bisa memastikan apakah pelanggan Hyundai yang akan membeli mobil ramah lingkungan tersebut benar-benar sudah yakin sehingga tak terlalu memikirkan tarif setrum.
Hal tersebut, menurutnya, harus dikonfirmasi langsung ke konsumen. Yang pasti, tambah Uria, produk baru mereka diminati pasar.
“Sebagai informasi, hingga saat ini pemesanan Hyundai IONIQ 5 di Indonesia sudah mencapai di kisaran 2.300 SPK [surat pembelian kendaraan] sejak pertama kali diluncurkan di akhir Maret lalu pada saat perhelatan IIMS [Indonesia International Motor Show],” jelasnya.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales mobil listrik pada bulan lalu hanya lima unit. Penjualan tersebut disumbangkan oleh Nissan dan Lexus masing-masing dua unit serta Hyundai satu unit.
Jika dilihat secara keseluruhan, penjualan wholesales mobil pada Mei tahun ini sebanyak 49.453 unit. Lalu, dibandingkan bulan sebelumnya, realisasi tersebut turun 40,33 persen dengan capaian 82.879 unit.
Apabila dibandingkan tahun lalu, penjualan wholesales mobil per Mei 2022 turun 9,77 persen. Pada Mei 2021 penjualan mobil sebanyak 54.812 unit.
Penjualan wholesales Mei merupakan yang terendah tahun ini, bahkan sampai Maret tahun lalu. Penjualan terendah dalam setahun terakhir terjadi pada Februari 2021 dengan angka 46.202 unit.
Pertumbuhan ekspansif juga terlihat pada penjualan wholesales sepanjang tahun ini hingga Mei. Periode untuk tahun ini naik 23,20 persen dari 320.746 pada tahun lalu menjadi 396.153 unit pada 2022.