Bisnis.com, JAKARTA- Berdasarkan data detail ekspor-impor produk otomotif yang dihimpun dalam HS 87, mencerminkan surplus dagang yang kian menipis pada periode Januari-April tahun ini.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) itu, nilai ekspor selama empat bulan pertama pada tahun ini mencapai US$3,29 miliar. Saat bersamaan, impor produk kendaraan bermotor dan bagiannya itu mencapai US$3,16 miliar.
Alhasil, selama empat bulan pertama tahun ini, surplus perdagangan otomotif yang berhasil dikemas mencapai US$127,16 juta. Kinerja itu jauh merosot dibandingkan surplus pada periode sama tahun lalu.
Selama Januari-April 2021, total nilai ekspor mencapai US$3,12 miliar. Sebaliknya, nilai impor pada periode sama senilai US$1,93 miliar, sehingga surplus tercatat sebesar US$1,19 miliar.
Statistik tersebut mencerminkan adanya geliat impor yang sangat tinggi pada awal tahun ini. Sayangnya, hal tersebut tidak bisa disertai dengan lonjakan ekspor.
Dari sisi produk otomotif, importasi terbesar masih berasal dari kendaraan angkutan barang dengan GVW lebih dari 45 ton dalam bentuk utuh. Total nilai impor tersebut mencapai US$304,74 juta selama periode Januari hingga April tahun ini.
Baca Juga
Selanjutnya berasal dari produk kendaraan barang khusus seperti hooklift dan pikap, dengan berat kurang dari 5 ton. Total impor produk itu mencapai US$146,66 juta selama periode empat bulan pertama tahun ini.
Produk yang sama juga mengisi kontribusi importasi terbesar dengan jenis berbeda yakni berat di atas 24 ton. Total impor yang berasal dari India, Tiongkok, Swedia, Prancis dan Jerman itu mencapai US$106,4 juta.
Salah satu kontributor impor yaitu impor komponen dan aksesoris sepeda motor skutik (HS 8714). Nilai impor itu mencapai US$105,47 juta, dengan China sebagai penyumbang terbesar diikuti Thailand dan Jepang.