Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gandeng Jepang, Ini Strategi Kemenperin Godok Kerangka Program Pembangunan Otomotif hingga 2025

Ada tiga pilot project kerjasama Kemenperin-JICA akan dilakukan secara simultan dalam periode 2022-2025 oleh tiga working group.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. /Kementerian Perindustrian
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. /Kementerian Perindustrian

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menggandeng Japan International Cooperation Agency (JICA) melakukan kerja sama membuat kerangka Program Pembangunan Industri Otomotif 2022-2025.

“Kami sangat mengapresiasi kajian mendalam oleh JICA yang dibutuhkan oleh sektor otomotif,” kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Dirjen ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier dikutip melalui situs kemenperin.go.id, Minggu (29/5/2022).

Taufiek menjelaskan bahwa terdapat tiga proyek yang akan dilakukan sebagai implementasi dari program kerja sama tersebut. Semuanya adalah program matchinghub, program pendampingan riset, pengembangan, dan desain (R&D&D), serta program pengembangan strategi ekspor untuk industri otomotif Indonesia.

“Riset dan kajian adalah modal yang penting bagi penyusunan kebijakan pengembangan industri otomotif. Kami sangat berterima kasih kepada JICA yang melaksanakan kajian-kajian untuk mengambil kebijakan yang terbaik,” jelasnya.

Taufiek menuturkan bahwa proyek tersebut berkaitan dengan kebijakan pengembangan sektor otomotif yang ditempuh pemerintah. Contohnya adalah super deduction tax 300 persen bagi industri manufaktur yang berinvestasi dalam hal riset dan pengembangan.

Beberapa waktu lalu, Kemenperin menyelenggarakan kegiatan Joint Coordinating Committee (JCC) Meeting di Jakarta, sebagai kick off program kerja sama tersebut.

Perwakilan JICA Tomoyuki Yamada menyampaikan bahwa tiga pilot project kerjasama Kemenperin-JICA akan dilakukan secara simultan dalam periode 2022-2025 oleh tiga working group.

Projek pertama adalah implementasi digitalisasi melalui matching hub badan usaha komponen dan system integrator yang bertujuan untuk meningkatkan proses produksi dan manajemen pabrik pada industri otomotif lokal.

Kedua merupakan pendampingan (R&D&D)untuk pemanfaatan insentif super deduction tax sesuai PMK 153/2020. Proyek ini akan dilaksanakan dalam bentuk pengembangan pedoman pelaksanaan agar dapat dimanfaatkan oleh lebih banyak badan usaha.

“Sasaran partisipan proyek ini adalah industri yang tengah melakukan atau berminat mengembangkan teknologi, berinovasi dalam proses desain, dan kegiatan R&D&D lainnya,” ujar Yamada.

Sedangkan project ketiga adalah pengembangan strategi ekspor yang dilaksanakan dalam bentuk penelitian-penelitian terkait struktur pasar, standar keamanan, keberterimaan produk, kapasitas produksi, regulasi, sistem pajak, dan praktik bisnis industri otomotif di Indonesia.

Dari situ, akan dibuat suatu rumusan strategi ekspor terbaik yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan industi otomotif nasional.

“Tim JICA juga menyampaikan output yang ditargetkan, detail timeline per working group, serta stakeholder-stakeholder yang diharapkan berpartisipasi untuk menyukseskan program kerja sama antara Kementerian Perindustrian dan JICA ini,” terang Yamada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper