Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Surplus Otomotif Melorot 77 Persen, Ekspor Stagnan tapi Impor Naik Signifikan

Kebutuhan konversi kendaraan listrik terhadap sektor transportasi dan sepeda motor diduga ikut memicu melambungnya impor kendaraan bermotor.
Mobil diparkir di kawasan PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) di Jakarta, Rabu (12/9/2018)./JIBI-Abdullah Azzam
Mobil diparkir di kawasan PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) di Jakarta, Rabu (12/9/2018)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA- Kinerja neraca perdagangan otomotif dan bagiannya secara nilai mencapai US$2,4 miliar pada kuartal pertama tahun ini. Realisasi kinerja itu tumbuh tipis dibandingkan periode sama tahun lalu.

Berdasarkan dokumen Badan Pusat Statistik (BPS) terkait HS 87 yang memuat ekspor dan impor kendaraan bermotor dan bagiannya, pada kuartal pertama tahun lalu ekspor tercatat sebesar US$2,3 miliar. Sehingga kinerja ekspor pada periode sama tahun ini hanya tumbuh tipis 4,6 persen YoY.

Persoalannya, di tengah pertumbuhan ekspor yang cenderung stagnan, impor malah melambung sangat tinggi. Pada kuartal pertama 2021, nilai impor hanya sebesar US$1,4 miliar, maka surplus sektor otomotif pada periode itu mencapai US$893,4 juta untuk tiga bulan pertama.

Sebaliknya, pada tahun ini impor tersebut telah menembus US$2,24 miliar selama kuartal pertama, atau tumbuh 55,6 persen. Alhasil, surplus pada kuartal pertama hanya sekitar US$198,5 juta, tergerus 77,7 persen.

Untuk ekspor, Indonesia mengandalkan mobil utuh berkapasitas mesin 1.000-1.500cc yang berkontribusi sebesar US$389,0 juta pada kuartal pertama tahun ini. Di bawahnya, merupakan ekspor mobil utuh dengan kapasitas mesin 1.500-1.800cc dengan nilai ekspor mencapai US$305,2 juta.

Secara berurutan di bawahnya, mobil utuh dengan kapasita smesin hingga 2.500cc juga menorehkan kontribusi signifikan, yakni US$226,6 juta. Sedangkan ekspor sepeda motor skutik yang mendominasi ekspor tercatat sebesar US$210,9 juta, sedangkan ekspor sepda motor non skuter senilai US$172,4 juta.

Sebaliknya, impor didorong derasnya pengiriman kendaraan bermotor niaga untuk barang dengan bobot lebih dari 45 ton. Pada kuartal pertama tahun ini, impor kendaraan bermotor tersebut mencapai US$226,2 juta, selanjutnya adalah impor komponen utama seperti gear box sebesar US$175,3 juta.

Sedangkan impor lainnya yang signifikan adalah skuter matik senilai US$82,6 juta pada kuartal I/2022. Hal ini sangat membingungkan, jika dilihat bahwa Indonesia merupakan produsen besar skuter matik sekaligus eksportir. Maka, kemunculan impor produk tersebut pun wajar diduga berasal dari derasnya kedatangan skutik listrik dari berbagai pemain.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Kahfi
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper