Bisnis.com, JAKARTA -Pemerintah telah menetapkan kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) meningkat menjadi 11 persen, sebelumnya PPN hanya 10 persen. Sebagai salah satu pemain di pasar domestik, Mitsubishi pun meladeni potensi kenaikan harga dengan berbagai jalan agar konsumen tetap melirik produk.
Kenaikan tarif PPN berdampak langsung pada penjualan mobil. Kenaikan tarif itu berpotensi mengerek harga mobil baru.
Dari pengamatan Bisnis, harga mobil pada awal Maret ini, terjadi peningkatan harga. Misalkan, untuk mobil dengan harga Rp500 jutaan, kenaikannya berkisar Rp6juta-8 juta. Mobil dengan harga Rp250 jutaan, kenaikan harganya sekitar Rp3juta-4 juta.
Hal inipun dirasakan PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI). Prinsipal asal Jepang ini berkilah kenaikan harga akan diikuti strategi untuk memberikan pelayanan terbaik sebagai kompensasi naiknya PPN ini.
General Manager of Sales and Marketing Division PT MMKSI Amiruddin menjelaskan regulasi kenaikan PPN ini terjadi pada semua sektor, tidak hanya otomotif saja. Maka dari itu PT MMKI akan patuh dan mengikuti regulasi yang ada.
"Dan pastinya kenaikan PPN ini jika dilihat regulasi akan berdampak pada harga jual," ujar Amiruddin dalam acara MMKSI Virtual Interview IIMS Hybrid 2022 pada Senin (4/4/2022).
Baca Juga
Amiruddin juga mengungkapkan bahwa pihaknya sudah memiliki strategi dalam menyiasati kenaikan PPN. "Kami juga menyediakan berbagai pilihan metode pembayaran," jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga mempunyai berbagai macam program penjualan yang menarik termasuk pada ajang otomotif IIMS 2022 yang saat ini tengah berlangsung. "Ini adalah salah satu bentuk bagaimana kami bisa memenuhi kepuasan pelanggan dan menyiasati kenaikan PPN itu," tegasnya.
Selain itu, dia mengatakan pihaknya akan terus memberikan edukasi terkait kelebihan memiliki mobil Mitsubishi, salah satunya yakni kepraktisan perawatan hingga proses kepemilikan mobil. "Itu akan jadi pertimbangn utama konsumen dalam memiliki mobil Mitsubishi," tutupnya
