Bisnis.com, JAKARTA - Industri komponen otomotif menjadi salah satu sektor yang terdampak reli harga komoditas logam seperti aluminium.
Manufaktur komponen otomotif PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) telah merasakan kenaikan harga material sejak tahun lalu. Presiden Direktur Dharma Polimetal Irianto Santoso mengatakan perseroan telah mengamankan pasokan bahan baku sejak terjadi kenaikan harga bahan baku.
Sementara itu, konflik Rusia-Ukraina semakin memanasi kenaikan harga tak hanya pada aluminium tetapi juga komoditas energi seperti minyak, gas alam, batu bara dan ammonia.
"Dari mulai tahun lalu, kami memang sudah menambah persediaan bahan baku yang diperlukan. Sampai saat ini permintaan dari pelanggan tetap tinggi, bahkan diperkirakan tahun ini akan lebih tinggi dari tahun yang lalu," kata Irianto kepada Bisnis, Kamis (10/3/2022).
Jika konflik tersebut berkepanjangan, Irianto menaksir kenaikan harga bahan baku seperti baja dan plastik juga akan terakselerasi.
Sementara itu, setelah melantai di bursa saham pada akhir tahun lalu, DRMA membidik pertumbuhan 20 persen pada tahun ini. Utilitas kapasitas produksi ditaksir akan mencukupi untuk memenuhi permintaan dengan asumsi penjualan 1 juta unit kendaraan roda empat dan 6 juta unit roda dua pada tahun ini. Angka asumsi itu masih di bawah pasar 2019.
Baca Juga
Selain itu, DRMA juga tengah melakukan ekspansi pabrik yang juga diikuti anak-anak perusahaannya.
"Dharma juga membeli mesin-mesin baru untuk membuat komponen yang saat ini dibuat untuk supplier pabrikan otomotif asal Jepang," imbuhnya.
Dharma Polimetal akan menjadi perusahaan lokal pertama yang memproduksi komponen tersebut. Diharapkan sebelum akhir tahun ini, pabrik beserta mesin-mesin tersebut sudah terpasang dan sudah mulai untuk percobaan produksi.
"Bahkan kami juga terus menambah investasi mesin-mesin untuk mengerjakan komponen-komponen lainnya, yang selama ini belum kami produksi," kata Irianto.