Bisnis.com, JAKARTA -- PT SGMW Motor ,agen pemegang merek Wuling di Indonesia memasuki tahun keempat menjejakan kaki di Tanah Air. Pada awal kemunculannya, pabrikan mobil asal China ini langsung menggeberak pasar dengan menawarkan mobil LMPV seharga LCGC.
Wuling kala itu hadir dengan suara bising inkonsistensi pemain roda empat asal China di Indonesia. Seperti diketahui, Wuling bukan produsen mobil pertama yang mencari hoki di Tanah Air.
Sebelumnya ada Geely yang lebih dahulu bertarung dengan produsen Jepang. Merek ini mulai menjual produknya pada 2009 dan menghilang dari data penjualan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia pada 2016.
Namun, keseriusah Wuling menggarap pasar Indonesia tampak jauh berbeda dengan Geely. Hal ini dibuktikan dengan menanamkan investasi senilai US700 juta atau Rp9,3 triliun dengan kurs 2017 guna membangun pabrik di Cikarang, Jawa Barat.
Pabrik seluas 60 hektare tersebut memiliki kapasitas produksi 120.000 unit per tahun. Angka itu setara dengan 10 persen rata-rata produksi mobil di Indonesia setiap tahun sebelum pandemi Covid-19.
Hingga tahun lalu, Wuling memiliki empat model yang dipasarkan di Indonesia. Sebanyak tiga di antaranya mengisi segmen mobil penumpang, yakni LMPV Confero, MPV Cortez, dan SUV Almaz. Sisanya, Formo mobil van yang bertarung di kelas kendaraan niaga.
Adapun kehadiran Wuling pada 2017 bisa dibilang cukup bikin geger. Wuling melego sebuah mobil penumpang berkapasitas 7 orang dengan ruang kabin yang luas, tidak seperti LCGC 3 baris penumpang, mulai dari Rp128,8 juta.
Padahal pemain dengan kubikasi mesin dan spesifikasi interior serupa mematok harga pada kisaran Rp200 juta. Namun rupanya harga bukan pertimbangan utama konsumen otomotif di negara ini.
Buktinya, Confero tidak berhasil menembus daftar 10 mobil terlaris pada awal masa peluncurannya. Toyota Avanza, dengan serbuan komentar ‘LMPV kemahalan’ tak bergeming pada urutan pertama.
Begitu pula satu tahun setelahnya dan juga 3 tahun setelahnya atau 2020. Wuling yang memiliki lini mobil di bawah harga pasar belum memiliki model yang masuk dalam jajaran 10 mobil terlaris.
Namun, bukan berarti Wuling tidak memiliki harapan di Indonesia. Merek ini cukup potensial pada suatu hari masuk dalam jajaran mobil terlaris.
Pada tahun pertamanya, dia langsung merangsek ke posisi 11 sebagai merek dengan penjualan terbesar, melampaui Mazda dan Chevrolet yang mereknya terdengar jauh lebih akrab di kuping orang Indonesia.
Perlu dicatat juga, pada 2017 Wuling tidak berjualan setahun penuh. Penjualan pertama mobil ini ke konsumen mulai tercatat pada Agustus 2017.
Setahun setelahnya, Wuling tutup buku dengan penjualan 17.022 unit. Giliran Nissan, Datsun, Mazda yang harus rela disalip.
Pun pada tahun selanjutnya atau 2019, Wuling masih nongkrong pada posisi yang sama, yaitu sembilan dengan total penjualan naik 31,1 persen atau menjadi 22.343 unit.
Laju Wuling akhirnya terhenti pandemi Covid-19. Seperti pabrikan lainnya, penjualan pabrikan ini anjlok.
Berdasarkan data Gaikindo, Wuling hanya memasok 6.581 unit atau turun 70,5 persen sepanjang 2020. LMPV Confero menyumbang penjualan terbesar atau 46,5 persen dari total penjualan Wuling. Kemudian Cortez, Formo, Almaz, masing-masing menyumbang 19,0 persen, 4,9 persen, dan 29,6 persen.