Bisnis.com, JAKARTA – Nissan membantah laporan yang mengatakan bahwa mereka memilih untuk membangun SUV listrik Ariya di Jepang, daripada memproduksinya di pabrik Sunderland, Inggris, yang sedang berada di bawah ancaman Brexit.
Mulanya, menurut pemberitaan surat kabar Japan Nikkei, Nissan disebut bakal memproduksi Ariya di Sunderland untuk memenuhi permintaan pasar Eropa. Namun, ancaman Brexit membuat perusahaan dikatakan memilih mengapalkan langsung dari Jepang.
Juru Bicara Nissan membantah laporan tersebut. Seperti yang diberitakan Automotive News Europe, Kamis (17/12/2020), rencana Nissan untuk memproduksi SUV Ariya di pabrik prefektur Tochigi, Jepang telah diputuskan sejak perusahaan merilis model tersebut pada Juli 2020.
All new Nissan Ariya dijadwalkan mulai dipasarkan di Jepang pada pertengahan 2021. Harganya sekitar 5 juta yen atau setara Rp683 jutaan. Selain itu, Ariya direncanakan dijual di Eropa, Amerika Utara, dan China pada akhir 2021.
Di sisi lain, Nissan juga terjebak akan nasib pabriknya di Sunderland akibat menipisnya batas waktu kesepakatan perdagangan antara Inggris dan Uni Eropa.
Chief Operating Officer Nissan Ashwani Gupta mengatakan tarif yang disebabkan Brexit dapat membuat bisnis perusahaan di Inggris dan pabrik Sunderland tidak berkelanjutan.
Pabrik tersebut kadang dapat memproduksi lebih dari 500.000 unit dalam setahun. Namun, pada tahun lalu, pabrik ini hanya mampu membuat 350.000 unit. Penurunan produksi itu dipastikan berlanjut pada tahun ini akibat pandemi Covid-19.
Di pabrik Sunderland, perusahaan memproduksi hampir 80 persen SUV Qashqai dan Juke, serta hatchback listrik Nissan Leaf. Sebagian besar model ini diekspor ke Eropa.