Bisnis.com, JAKARTA — Aki kering dan aki basah adalah dua jenis aki yang fungsinya sama, tetapi berbeda dalam beberapa hal termasuk harga hingga perawatannya.
Aki basah biasanya menggunakan wadah yang transparan. Penggunaan wadah semi transparan ini bertujuan untuk memudahkan pengguna yang melihat berapa kadar air aki yang masih tersisa. Air aki dapat disebut juga sebagai air zuur.
Air zuur memiliki fungsi sebagai perendam. Sel-sel yang terkandung dalam aki akan direndam menggunakan air zuur ini. Hal ini menjadi salah satu alasan kenapa aki yang basah menggunakan wadah transparan.
Sementara itu, aki kering memiliki perbedaan dasar dari tampilan luarnya. Kemasan aki ini memiliki pemilihan warna yang cenderung penuh pada desainnya, semisal, menggunakan warna biru, hitam, putih, atau kuning.
Aki kering juga tidak mempunyai lubang-lubang pengisian di atas kemasan, sedangkan aki dengan cairan basah memiliki lubang-lubang pengisian. Berikut adalah perbedaan antara aki basah dan aki kering menurut Suzuki Indonesia.
Dari sisi harga, aki basah dijual dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan aki yang kering. Perkiraan harganya hanya sekitar Rp700.000 sampai dengan Rp1 juta. Aki kering memiliki harga Rp1,5 juta hingga Rp3 juta.
Baca Juga
Apabila terjadi kerusakan, aki basah lebih mudah untuk perbaiki. Apalagi aki jenis ini juga banyak dijual di pasaran sehingga banyak pula yang menyediakan jasa perbaikan. Adapun, Aki kering bebas perawatan dan bisa langsung digunakan.
Sementara itu, menurut jangka pemakaiannya, aki basah lebih awet jika didukung penggantian udara selama masa pemakaian. Namun, di balik kelebihannya, aki ini masih memiliki beberapa kekurangan, seperti cairan elektrolit mudah menguap sehingga menyebabkan air aki cepat habis.
Seperti yang sudah ada sebelumnya bahwa aki yang basah memerlukan perawatan. Hal ini dikarenakan terjadi proses penguapan sehingga perlu dikontrol dengan baik. Apabila tidak dikontrol dan dirawat dengan baik, bisa terjadi korosi pada komponen kendaraan yang Anda gunakan.