Bisnis.com, JAKARTA - Bandara Soekarno-Hatta boleh berbangga karena menjadi situs pelopor dalam penggunaan armada kendaraan tereletrifikasi saat pemerintah berupaya mempercepat penggunaan kendaraan setrum. Namun, pandemi Covid-19 membuat sebagian armada listrik bandara tak beroperasi.
Seperti dikutip dari situs soekarnohatta-airport.co.id, setidaknya ada tujuh jenis kendaraan listrik yang telah digunakan di bandara terbesar yang dikelola PT Angkasa Pura II tersebut, yakni Skytrain Kalayang, taksi listrik, bus listrik, boogie car, grabwheels, segway, dan electric baggage tractors.
"Sebagian belum beroperasi lagi sejak ada pandemi Covid-19. Kalau pun ada, jumlah unit armada menjadi sedikit sekali," ujar kata Yado Yarismano, Vice President Corporate Communications PT Angkasa Pura II, kepada Bisnis, Senin (7/9/2020).
Yado menyebutkan Skytrain Kalayang, dan bus listrik saat ini tidak beroperasi. Adapun taksi listrik dan grabwheels sudah sangat jarang. Selain Skytrain Kalayang, penggunaan bus listrik, taksi listrik, dan grabwheels di Bandara Soetta itu terselenggara dengan pihak lain.
Bus listrik Bandara Soetta dipasok oleh PT Mobil Anak Bangsa (MAB), adapun taksi listrik disediakan oleh Blue Bird, sedangkan Grabwheels disediakan oleh Grab.
Adapun kendaraan listrik lainnya masih dioperasi meski tingkat penggunaannya juga sangat minim. Hal ini, menurutnya, juga lantaran aktivitas di bandara yang masih jauh dari kondisi normal sebelum pandemi Covid-19.
Baca Juga
Berikut ini adalah ragam kendaraan bertenaga listrik di Bandara Soekarno-Hatta.
1. APMS Kalayang
Automated People Mover System (APMS) yang disebut dengan Skytrain atau kereta layang (Kalayang) ini beroperasi perdana di Soekarno-Hatta pada 17 September 2017. Moda transportasi ini mempermudah perpindahan orang dari dan ke Terminal 1, Terminal 2, Terminal 3, dan Stasiun Kereta Bandara.
Pertama kali di Indonesia, Skytrain merupakan moda transportasi yang disiapkan untuk beroperasi tanpa awak dengan menggunakan sistem automated guideway transit.
Sebelum pandemi Covid-19, Skytrain Kalayang beroperasi setiap hari mulai pukul 04.33 hingga 00.30 WIB di atas lintasan dual track sepanjang 3 km.
2. Taksi Listrik
AP II bersama dengan Blue Bird pada 31 Mei 2019 mulai memperkenalkan layanan taksi listrik di Bandara Soekarno-Hatta. Taksi listrik yang dioperasikan oleh Blue Bird itu berasal dari pabrikan ternama yakni Tesla asal Amerika Serikat dan BYD asal China.
Total, terdapat 4 unit Tesla Model X 75D A/T dan 24 unit BYD e6 A/T yang beroperasi di Soekarno-Hatta. Keberadaan taksi listrik ini mendukung Soekarno-Hatta dalam mewujudkan konsep eco airport.
3. Bus Listrik
Pada event Asian Games 2018 dan Asian Para Games 2018, Angkasa Pura II mengoperasikan bus listrik berkapasitas 60 orang yang diproduksi oleh PT Mobil Anak Bangsa (MAB) sebagai sarana transportasi antarterminal untuk kontingen atlet.
Adapun Garuda Indonesia juga pernah mengoperasikan bus listrik buatan MAB ini yang difungsikan sebagai antarjemput karyawan di sekitar bandara.
4. Mobil Golf Listrik
Angkasa Pura II mengoperasikan sebanyak 62 boogie car bertenaga listrik sebagai layanan transportasi di dalam terminal penumpang pesawat. Penumpang dapat menggunakan layanan ini secara gratis untuk menuju boarding lounge di terminal.
Tidak ada syarat khusus bagi penumpang yang hendak menggunakan fasilitas ini, cukup dengan meminta naik kepada petugas atau customer service mobile setempat yang berada di lokasi.
Angkasa Pura II juga telah melengkapi fasilitas IoT (Internet of Things) dengan menggunakan teknologi beacon pada buggy car di terminal 3. Dengan fasilitas ini para penumpang dapat melihat melalui monitor di Gate 15 itu posisi buggy car dan melihat estimasi ketersedian golf car, sehingga dapat memudahkan para penumpang berpindah antargate di terminal 3.
Fasilitas ini akan diintergrasikan dengan aplikasi Indonesia Airports.
5. GrabWheels
Angkasa Pura II bekerja sama dengan Grab pada Juni 2019 menghadirkan layanan skuter listrik GrabWheels sebagai alat transportasi personal di Terminal 3. Dengan adanya GrabWheels, Soekarno-Hatta menjadi salah satu bandara pertama di dunia yang menawarkan layanan e-skuter di terminal penumpang.
Saat ini terdapat total 20 unit GrabWheels yang disiapkan di Terminal 3 Kedatangan, di mana 10 unit dapat digunakan langsung oleh penumpang, sementara itu 10 unit sebagai pengganti.
Terminal 3 adalah terminal penumpang pesawat terbesar di Indonesia dengan kapasitas 25 juta penumpang dengan luas 430.000 meter persegi dan panjang 2,4 kilometer, sehingga e-skuter merupakan solusi tepat untuk mengeksplor Terminal 3.
6. Segway
Segway merupakan alat transportasi personal yang digunakan oleh petugas pelayanan dan keamanan di terminal penumpang di Soekarno-Hatta. Dengan menggunakan Segway yang berbasis listrik ini, maka setiap personil bandara mampu menjalankan tugas dengan baik dan merespons kejadian secara cepat.
Ke depannya, Angkasa Pura II mendorong penggunaan kendaraan bermotor listrik di sisi udara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, di mana tentunya setelah melalui sejumlah perencanaan dengan berbagai stakeholder.
Adapun kendaraan di airside yang memungkinkan untuk ditransformasikan menjadi kendaraan listrik antara lain bus penumpang dari dan ke pesawat dan kendaraan penarik pesawat atau aircraft tractor.
7. Electric Baggage Tractors
PT Gapura Angkasa di Soekarno-Hatta mengoperasikan 49 unit baggage towing tractor bertenaga listrik. Armada tersebut mendapat suplai listrik dari baterai. Baggage towing tractor berfungsi sebagai truk penarik kereta bagasi dari pesawat ke terminal penumpang, dan sebaliknya.
Soekarno-Hatta dapat menjadi proyek percontohan yang tepat dalam mengembangkan dan menyosialisasikan kendaraan listrik, tidak kurang dari 200.000 orang penumpang pesawat terbang dari bandara ini. Belum lagi jumlah pekerja yang mencapai sekitar 50.000 orang setiap harinya.