Bisnis.com, JAKARTA - Skytrain Kalayang, kereta swakemudi bertenaga listrik di Bandara Soekarno-Hatta belum juga dioperasikan kembali setelah penghentian sementara diperpanjang hingga 14 Juni 2020.
Skytrain Kalayang yang beroperasi perdana di Soekarno-Hatta pada 17 September 2017 ini merupakan moda transportasi orang dari dan ke Terminal 1, Terminal 2, Terminal 3, dan stasiun kereta di Bandara Soetta.
"Sekarang masih di-suspend sementara. Belum beroperasi lagi sejak ada Covid-19," kata Yado Yarismano, Vice President Corporate Communications PT Angkasa Pura II, kepada Bisnis, Senin (7/9/2020).
Salah satu faktor yang menyebabkan dihentikannya secara sementara operasional Skytrain Kalayang adalah penumpangnya masih sangat sedikit, hanya sekitar 30 persen - 35 persen dari hari normal sebelum pandemi Covid-19.
Untuk sementara ini, katanya, perpindahan penumpang antarterminal dan stasiun kereta di Bandara Soekarno-Hatta digantikan oleh bus shuttle.
Angkasa Pura II sempat menambah rangkaian Kalayang dari dua kereta menjadi empat kereta pada 2018 sehingga kapasitas angkutnya menjadi 352 penumpang. Kalayang digunakan oleh rata-rata 20.000-25.000 penumpang per hari di empat terminal Bandara Internasional Soekarno Hatta.
Baca Juga
Kalayang sempat disinggung oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada acara webinar bertajuk How Will Autonomous Vehicle Transform Our New Capital yang diselenggarakan Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (ITB), Sabtu (5/9/2020).
Menurutnya, Kalayang adalah bukti Indonesia telah menerapkan konsep kendaraan swakemudi. “Kendaraan otonom seperti automatic rail transport (ART) dapat menjadi moda transportasi pilihan bagi ibu kota baru karena aman, andal, dan sangat tepat waktu,” ungkap Menhub.
Oleh karena itu, Menhub mendorong perguruan tinggi melakukan riset dan pengembangan teknologi kendaraan swakemudi.