Bisnis.com, JAKARTA – Ford Motor akan memangkas lima persen pekerjanya di Amerika Serikat sebagai bagian dari reorganisasi yang diharapkan mampu mendorong perusahaan membalikkan nasib buruknya.
Kumar Galhotra, Presiden Ford Amerika, mengatakan bahwa perusahaan akan memangkas 1.400 pekerja bergaji tetap di AS. Langkah itu bertujuan membuat perusahaan lebih kompetitif dan menguntungkan.
“Kami berada dalam proses, di mana membuat Ford lebih fit dan efektif,” ujar Kumar dikutip dari Bloomberg, Kamis (3/9/20200.
Berita pemutusan hubungan kerja (PHK) ini mencuat sejak akhir Agustus 2020 lantaran CEO Jim Hackett berencana untuk pensiun. Pucuk pimpinan Ford akan diambil alih Jim Farley pada 1 Oktober mendatang.
Di sisi lain, pemangkasan karyawan di AS tersebut menambah daftat panjang pengurangan karyawan yang telah dilakukan Ford. Selama masa jabatan Hackett, sedikitnya ada 2.300 karyawan yang mengalami pengurangan gaji.
Tahun lalu, Ford juga mengurangi ribuan pekerjaan di Eropa. Pada saat bersamaan, perusahaan juga memberhentikan 7.000 karyawan bergaji tetap di seluruh dunia pada tahun lalu.
Baca Juga
Dalam putaran pertama gelombang PHK tersebut, produsen mobil yang memiliki 190.000 pekerja di seluruh dunia pada ini diharapkan mampu menghemat US$600 juta per tahun.