Bisnis.com, JAKARTA - PT Hino Motor Sales Indonesia (HMSI) akan mengurangi produksi pabrikan sebagai respons terhadap situasi pasar yang tertekan akibat meluasnya virus corona atau Covid-19.
Direktur Penjualan dan Promosi PT HMSI, Santiko Wardoyo, mengatakan situasi pasar otomotif nasional begitu terdampak oleh pandemi. Hino pun telah mempersiapkan manajemen risiko untuk diterapkan.
"Pengurangan produksi itu pasti," ujar Santiko saat dihubungi Bisnis, Jumat (27/3/2020), di Jakarta.
Keputusan itu diambil oleh Hino menyusul keputusan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang menetapkan status masa darurat corona hingga 29 Mei 2020.
Santiko juga mengatakan belum dapat memprediksi apakah ke depan pihaknya akan melakukan langkah ekstrem semisal menangguhkan produksi untuk sementara waktu, seperti yang dilakukan agen pemegang merek (APM) global.
Pabrikan milik PT Hino Motors Manufacturing Indonesia (HMMI) berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat, dengan kapasitas mencapai 75.000 unit per tahun. Pabrik itu terbagi atas tiga wilayah, yaitu untuk produksi truk kecil, truk sedang, dan gudang truk sedang.
Baca Juga
Pada 2019, penjualan ritel Hino mencapai 31.471 unit. Kinerja itu menurun dibandingkan tahun 2018 yang mencapai 41.735 unit. Malaise industri otomotif pada tahun lalu itu turut menekan pangsa pasar Hino menjadi 33 persen.
Santiko sebelumnya mengatakan bahwa untuk menjaga denyut penjualan kendaraan komersial ke depan, HMSI masih memonitor kondisi perekonomian dalam negeri. Menurutnya, apabila ekonomi Indonesia tumbuh, maka penjualan mobil niaga secara simultan ikut terakselerasi.
Namun, Santiko mengungkapkan bahwa situasi saat ini menyebabkan penjualan pada Maret terjun bebas. Dia pun belum dapat merinci seberapa besar dampak penurunan penjualan akibat yang dialami Hino akibat eskalasi virus corona.
"Kondisi saat ini masih susah. Jujur, saat ini kami tidak bisa memprediksi seperti apa ke depannya. Kami masih wait and see dulu karena situasi sedang tidak jelas," katanya.