Bisnis.com, JAKARTA – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyatakan bahwa lima merek dengan penjualan mobil tertinggi di Indonesia tertarik untuk melakukan ekspor ke Australia.
Hal ini menyusul telah diratifikasinya perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partenership Agreement (IA-CEPA) telah selesai. Dengan adanya perjanjian ini produk unggulan Indonesia akan dipacu ekspornya, salah satunya otomotif.
Sekretaris Jenderal Gaikindo Kukuh Kumara menyatakan bahwa, industri tentu tertarik dengan perjanjian tersebut, lantaran pasar mobil Australia memiliki potensi sebesar 1,4 juta unit per tahunnya.
“Pasti (5 besar itu tertarik) pasarnya kan besar di sana ada 1,4 juta kalau dapat 10 persen saja kan lumayan,” kata Kukuh kepada Bisnis, Minggu (16/2/2020).
Sayangnya, Kukuh enggan merinci Agen Pemegang Merek (APM) asal Indonesia mana saja yang sudah menyatakan ketertarikannya untuk melakukan ekspor ke Australia.
Namun jika merujuk data Gaikindo 2019, lima besar APM dengan penjualan mobil tertinggi adalah, PT Toyota Astra Motor dengan total penjualan 331.797 unit, PT Astra Daihatsu Motor totalnya 177.284, PT Honda Prospect Motor dengan total penjualan 137.339 unit, PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia dengan penjualan 119.011 unit, dan PT Suzuki Indomobil sales dengan angka penjualan 100.383 unit.
Baca Juga
“Semua tertarik lagi konsolidasi lah, belum bisa disebutkan detailnya, tapi kita sudah tahu kan produk-prouduk apa yang layak untuk di sana,” ujar Kukuh.
Kukuh mengatakan terdapat sejumlah hal yang perlu disiapkan untuk melakukan ekspor kendaraan bermotor, dalam hal ini mobil ke Australia. Salah satunya adalah infrastruktur.
“untuk mobil kita harus menyiapkan infrastruktur purna jual dan sebagainya, oleh karena itu kita butuh izin dari principal yang akan mengekspor dari Indonesia ke Australia itu satu,” ucapnya.
Kukuh melanjutkan, eksportir juga mesti memahami persyaratan yang diperlukan oleh konsumen mobil di Australia. Menurut Kukuh terdapat perbedaan persyaratan terkait dengan kebijakan emisi gas buang untuk mobil di Australia.
“Enggak sesimpel yang dibayangkan, karena kemudian ada rencana business plan, volume berapa, dan sebagainya. Nah itu sudah dilakukan,” katanya.