Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LAPORAN DARI TOKYO : Pelaku Industri Harap Pasar Otomotif Membaik

Member of the Board Representative Executive Officer Mitsubishi Motors Corporation Takao Kato mengatakan pihaknya berharap situasi ekonomi dan pasar otomotif di Indonesia pada tahun depan membaik.
Pengunjung mengamati mobil baru yang dipamerkan di pusat perbelanjaan di Bandung, Jawa Barat, Kamis (14/3/2019)./Bisnis-Rachman
Pengunjung mengamati mobil baru yang dipamerkan di pusat perbelanjaan di Bandung, Jawa Barat, Kamis (14/3/2019)./Bisnis-Rachman

Bisnis.com, TOKYO – Pelaku industri otomotif mengharapkan pasar mobil di dalam negeri pada tahun depan mengalami perbaikan dibandingkan dengan tahun ini yang menurun akibat melemahnya harga komoditas dan lesunya konsumsi.

Gabungan Industri Kendaraan  Bermotor Indonesia (Gaikindo) merevisi target pasar mobil nasional hingga akhir tahun ini menjadi 1 juta unit, dari target sebelumnya 1,1 juta unit. Revisi ini seiring melambatnya penjualan kendaraan sepanjang Januari- Oktober 2019.

Per Januari- Oktober 2019, pasar mobil nasional hanya mampu membukukan penjualan ritel 847.146 unit, melemah dari periode yang sama tahun sebelumnya mencapai 945.159 unit.

Member of the Board Representative Executive Officer Mitsubishi Motors Corporation Takao Kato mengatakan pihaknya berharap situasi ekonomi dan pasar otomotif di Indonesia pada tahun depan membaik.

“Di Indonesia juga terkena dampak perang dagang, isu lain adalah harga komoditas yang melemah. Semoga kondisi tahun depan membaik dan mengarah pada perkembangan positif,” ujar Takao Kato di Tokyo, Senin (18/11/2019).

Ditemui terpisah, Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengakui kondisi pasar mobil nasional tahun  ini kembali menurun setelah sempat membaik pada 2018.

Pasar mobil nasional hingga akhir tahun ini diharapkan mencapai 1 juta unit. Waktu yang tersisa kurang dari dua bulan ini akan menjadi penentu.

“Konsumsi harus membaik. Pemerintah sudah menurunkan suku bunga dan meningkatkan likuiditas untuk mendorong daya beli. Untuk itu semua pihak harus bersama-sama memperhatikan faktor-faktor yang menghambat. Konsumsi menjadi pendorong utama ekonomi kita ke depan,” ujar Bob ketika ditemui di Imperial Hotel Tokyo.

Bob menilai pajak daerah yang tinggi terhadap kendaraan bermotor menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan. Memang pajak daerah dibutuhkan oleh pemerintah daerah sebagai sumber pendapatan. Namun saat kondisi pasar mobil menurun seperti saat ini, pemerintah daerah diharapkan lebih berhati-hati dalam penerapan pajak daerah.

“Semua pihak harus bekerja sama, dari pemda, pemerintah pusat memberi relaksasi, industri meningkatkan  efisiensi sehingga mampu menyuplai produk dengan harga terjangkau,” jelasnya.

Toyota sendiri, lanjut Bob, terus menerus meningkatkan efisiensi, mulai dari sisi logistik, upstream industri yang ditingkatkan lokalisasinya, supply chain, hingga sumber daya manusia. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Siti Munawaroh
Editor : Hendra Wibawa
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper