Bisnis.com, JAKARTA - Kendati regulasi belum menyentuh garis finish, sejumlah agen pemegang merek (APM) sudah memastikan akan memboyong mobil listrik murni (battery electric vehicle/ BEV) ke Indonesia. Diketahui dua APM yang belum lama ini mengumumkan akan membawa kendaraan tersebut adalah BMW dengan i3S dan Porsche dengan Taican.
Vice President Corporate Communications BMW Group Indonesia Jodie O’tania mengatakan, hingga sejauh ini cukup banyak konsumen yang menanyakan perihal mobil listrik BMW. Mobil listrik BMW dipastikan akan dijual pada tahun ini setelah proses homologasi selesai.
"Tapi waktunya belum bisa diinformasikan karena kami menunggu proses homologasi. Kami lihat proses homologasinya, bisa [dijual] sebelum atau setelah GIIAS [Gaikindo Indonesia International Auto Show]2019," ujarnya di Jakarta beberapa waktu lalu.
Jodie menjelaskan, belum selesainya proses homologasi membuat model BMW i3S belum bisa mendapatkan harga jual resmi. BMW i3S, jelasnya, merupakan kendaraan listrik murni sehingga butuh waktu dalam proses homologasi. BMM i3S diketahui tidak menggunakan internal combustion engine (ICE) sehingga pengujian memerlukan waktu yang relatif lebih lama.
Kendati regulasi kendaraan listrik belum menyentuh garis finish, BMW optimistis pada keputusannya mendatangkan kendaraan listrik tersebut. Menurut Jodie, BMW sudah menyiapkan mobil listrik sejak 2014, terlepas dari skema regulasi yang tengah digodok pemerintah.
“BMW Indonesia selalu mempertahankan komitmen dan terus melakukan kegiatan sejak 2014 sampai saat ini. Jadi tidak hanya bergantung pada regulasi atau faktor lainnya. Ini menjadi bagian dari strategi BMW yang berfokus pada elektrifikasi,” ujarnya seusai peluncuran All New BMW X5 di Jakarta, pertengahan bulan lalu.
Hal senada juga disampaikan oleh Managing Director Porsche Indonesia, Christoph Choi. Porsche Indonesia rencananya akan membawa kendaraan listrik andalannya yakni Taycan pada kuartal pertama tahun depan. Dia optimistis tetap mendatangkan Taycan sesuai dengan rencana kendati risiko harga yang melambung tinggi bila regulasi kendaraan listrik belum 'ketuk palu'.
"Bila tidak ada regulasi, ini akan menjadi hal yang sulit karena harganya bisa sangat menjadi mahal. Namun, saya yakin kami [Porsche] masih memiliki konsumen loyal di Indonesia," ujarnya di Jakarta, pertengahan Mei ini.
Namun, dia tetap berharap regulasi dalam waktu dekat bisa diresmikan dan infrastruktur penunjang kendaraan listrik seperti stasiun pengisian listrik umum (SPLU) juga segera disiapkan pemerintah.