Bisnis.com, JAKARTA — Kehadiran produk baru dan gencarnya belanja iklan agen pemegang merek otomotif berhasil merangsang permintaan kendaraan serbaguna kecil, sehingga sepanjang 9 bulan pertama segmen paling gemuk ini bertumbuh.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil serbaguna kecil sepanjang Januari—September 2018 bertumbuh 8,53% dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun lalu menjadi 199.837unit.
Capaian model low multipurpose vehicle (LMPV) itu melanjutkan pertumbuhan pada semester I/2018 yang naik 5%.
Pertumbuhan penjualan tersebut membuat kontribusi penjualan kendaraan serbaguna kecil terhadap pasar kendaraan bermotor mobil di pasar dalam negeri membesar. Pada Januari-September 2017, LMPV mengontribusi penjualan 23,33% terhadap pasar mobil, dan periode yang sama tahun ini menjadi 23,33%.
Mitsubishi Xpander dan Wuling Confero, dua produk yang memulai debutnya pada tahun lalu, menjadi dua model yang menikmati pertumbuhan pasar di segmen LMPV. Bahkan, Xpander menggeser Avanza yang sebelumnya menjadi model paling laris di kelasnya.
Penjualan Mitsubishi Xpander langsung melejit dengan penguasaan pasar sebesar 30%, sedangkan Toyota di posisi kedua dengan penguasaan pasar 29%. Toyoat Avanza, dan model lain yang telah lama bermain di segmen ini tampak kesulitan mempertahankan pasokannya ke diler.
Baca Juga
Sebagai model baru, kontribusi Xpander dan Confero sangat signifikan terhadap penjualan merek masing-masing yakni 53,88% dan 62,39%. Kedua model itu menggunakan pendekatan sedikit berbeda dengan produk pesaingnya.
Xpander menggunakan pendekatan produk lebih sportif, sedangkan Confero menawarkan harga yang nyaman di kantong konsumen. Namun, satu yang sama, kedua merek ini gencar membangun branding selama setahun terakhir.
Seperti dikutip Sigi Kaca Pariwara, biaya iklan Xpander sepanjang 9 bulan pertama tahun ini mencapai Rp105,45 miliar, sedangkan Wuling menggelontorkan belanja iklan Rp39,48 miliar. Sebagai perbandingan, belanja iklan sektor otomotif secara nasional sebanyak Rp488,52 miliar.
Head of MMC Sales and Marketing Group PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) Imam Choeru Cahya mengatakan, Mitsubishi baru pertama kali masuk segmen multipurpose vehicle (MPV) dibandingkan dengan kompetitor sehingga dibutuhkan investasi untuk sosialiasi dan memperkuat merek.
Dia menuturkan, penjualan Xpander sejauh ini tumbuh positif dengan masa inden yang lebih singkat pada kisaran 1 bulan. MMKSI masih fokus untuk menggarap segmen retail yang telah melakukan pemesanan kendaraan sambil juga mulai mendekati segmen konsumen fleet.
Menurutnya, setelah setahun hadir di Tanah Air, terjadi pergeseran tipe pembeli Xpader. Jika tahun lalu mayoritas konsumen melakukan pembelian Xpander secara tunai dan mengincar tipe paling atas, pada tahun ini tipe paling bawah atau tengah yakni Exceed mulai tumbuh.
“Kalau lihat dari pertama kali [dipekenalkan], lebih banyak emotional buyer atau bukan segmen sebenarnya, bisa dilihat dari varian Ultimate paling tinggi 70% hingga 80%. Survei pada small MPV harusnya pada Exceed MT atau middle-nya,” ujarnya baru-baru ini.
Di sisi lain, Toyota tampak tidak terlalu cemas dengan penurunan pasokan Avanza ke diler. Kehadiran produk baru dilihat sebagai upaya pelaku industri otomotif untuk mengembangkan pasar nasional.
Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto mengatakan, kehadiran model baru membuat pasar berkembang sekaligus memberikan konsumen lebih banyak pilihan. Avanza dirancang sebagai kendaraan fungsional dan menjadi salah satu produk yang punya posisi tersendiri di hati konsumen.
Penurunan penjualan Avanza pada segmen LMPV sekitar 2.000 unit per bulan dapat ditutupi oleh peningkatan penjualan model all-new Rush di segmen low sport utility vehicle (LSUV). Adapun, Rush menjadi motor pendorong pertumbuhan LSUV dengan wholesales sebanyak 38.568 unit hingga September 2018, naik pesat dibandingkan tahun lalu. ()