Bisnis.com, JAKARTA—Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia mencatat, penjualan kendaraan niaga pada Januari—September 2018 mengalami peningkatan signifikan seiring dengan perbaikan kondisi ekonomi di dalam negeri.
Penyesuaian harga dan peningkatan suku bunga membayangi pertumbuhan.
Gaikindo mencatat, penjualan ritel kendaraan niaga bus, pikap, dan truk mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 4%, 10%, dan 29% pada sembilan bulan tahun ini.
Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto mengungkapkan pertumbuhan penjualan yang terjadi pada kendaraan niaga karena pembangunan infrastruktur yang membutuhkan bahan-bahan bangunan, dan perlu diangkut dengan kendaraan niaga.
Tidak hanya itu, harga komoditas yang baik juga menjadi penyebab pertumbuhan penjualan kendaraan niaga di dalam negeri karena angkutan komoditas seperti sawit dan batu bara ikut terdongkrak.
“Pembangunan infrastruktur yang sangat membutuhkan angkutan batu, semen, pasir, besi, dan lain-lain. Harga komoditas yang baik, angkutan batu bara, sawit, dan lain-lain meningkat,” kata Jongkie kepada Bisnis, Minggu (14/10/2018) malam.
Baca Juga
Meskipun terdapat pertumbuhan pada kendaraan niaga, pihaknya mengaku ada kekhawatiran yang bisa memengaruhi penjualan kendaraan niaga di dalam negeri.
Gaikindo khawatir jika para agen pemegang merek (APM) kendaraan niaga di dalam negeri melakukan penyesuaian harga kendaraan yang dijualnya akibat beberapa kondisi seperti pelemahan nilai tukar rupiah.
Menurutnya, kenaikan harga kendaraan bermotor mobil niaga yang dilakukan ditambah dengan penyesuaian suku bunga kendaraan bermotor dapat berpengaruh terhadap penjualan kendaraan niaga tersebut.
“Kalau harga KBM [Kendaraan bermotor mobil] naik, suku bunga naik, maka cicilan akan naik juga. Bisa-bisa penghasilan per bulan tidak seimbang, dan akibatnya tidak jadi beli KBM,” katanya.