Bisnis.com, JAKARTA - Selain berperan utama dalam transisi energi, hidrogen diyakini menjadi kunci penggerak revolusi digital. Komersialisasi secara besar-besaran teknologi hidrogen itu pun terus didorong.
Upaya mendorong komersialisasi besar-besaran tampak dari pertemuan tahunan ketiga Dewan Hidrogen, bertajuk Global Hydrogen Leaders Forum, yang dihelat di San San Francisco, Kamis (13/9/2018).
Sebagai afiliasi resmi dari Global Climate Action Summit (GCAS), Global Hydrogen Leaders Forum memberikan kesempatan bagi para pemimpin industri untuk terlibat dengan para pemangku kepentingan guna mendorong komersialisasi besar-besaran hidrogen di seluruh dunia.
Woong-Chul Yang, Wakil Ketua Hyundai Motor Company dan Co-chair dari Hydrogen Council menyatakan, “Acara CEO ketiga Hydrogen Council adalah bukti sejauh mana kami telah datang sejak peluncuran inisiatif ini sekitar 18 bulan yang lalu."
Lebih dari 50 pemimpin industri terkemuka hadir di pertemuan tersebut. Ini sekaligus menunjukkan bahwa hidrogen memiliki peran untuk dimainkan, dan perlu bertindak sekarang untuk mencapai skala dan benar-benar memungkinkan transisi energi.
"Transisi ini harus berkelanjutan secara lingkungan, finansial dan sosial, dan hidrogen akan membantu memastikan bahwa semua kotak itu harus dicentang."
Untuk menandai kehadirannya di jantung inovasi teknologi di California, Dewan Hidrogen juga telah meluncurkan sebuah makalah diskusi baru - Hydrogen Meets Digital - untuk menyelidiki empat contoh aplikasi yang khususnya dapat memperoleh manfaat dari hidrogen.
Baca Juga
Dikembangkan dengan dukungan analitis dari McKinsey, paper tersebut menunjukkan bagaimana hidrogen dan teknologi digital dapat bekerja bergandengan tangan untuk mendorong transisi energi kita.
Laporan ini menyoroti bagaimana manfaat unik hidrogen dapat mengatasi beberapa tantangan energi yang paling mendesak yang dihadapi para inovator teknologi saat ini.
Di tahun-tahun mendatang, sementara peningkatan efisiensi energi mengurangi permintaan energi secara keseluruhan, permintaan energi untuk aplikasi digital seperti pusat data diperkirakan akan berlipat ganda hingga 2050.
Ini menyiratkan perlunya pembawa energi yang dapat mengambil daya terbarukan, menyalurkannya, dan kemudian lepaskan energi saat dibutuhkan.
Hidrogen dan baterai keduanya penting untuk mencapai ini. Hidrogen, dengan kepadatan energi 10x lebih tinggi dan 20x lebih cepat pengisian bahan bakar daripada teknologi mainstream, sangat cocok untuk aplikasi seperti itu.
Ini dapat diproduksi secara fleksibel, mengatasi ketidakseimbangan dalam permintaan listrik dan jangkauan yang lebih panjang dapat menghasilkan waktu tunggu yang berkurang, peningkatan pemanfaatan, dan mengurangi kebutuhan infrastruktur.
Pada 2030, teknologi hidrogen dapat memberdayakan hingga 1,5 juta taksi otonom, 700.000 angkutan otonom, 8.000 armada vertical take-off and landing (VTOLs), 3,6 juta truk pengiriman dan menyediakan hingga 1 TWh daya cadangan untuk pusat data.
Akibatnya, masa depan digital ini dapat menumbuhkan pasar hidrogen dunia.
Di samping aplikasi yang disorot dalam Laporan Dewan Hidro adalah peningkatan 7 juta ton permintaan hidrogen secara tahunan dan penggunaan 6,4 juta sel bahan bakar pada 2030.
"Hidrogen akan memainkan peran utama dalam transisi energi, tetapi ini juga merupakan kunci untuk menggerakkan revolusi digital," kata Benoit Potier, CEO dan Chairman Air Liquide dan Co-chair dari Hydrogen Council.
Oleh karena itu, Dewan Hidrogen mengundang para pemimpin teknologi untuk mempertimbangkan solusi hidrogen untuk aplikasi digital. "Bersama-sama, kita dapat memberikan solusi konkret sambil memastikan masa depan yang berkelanjutan."