Bisnis.com, JAKARTA--Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi mengatakan hanya tiga negara di dunia yang mampu menghasilkan baterai untuk kendaraan listrik yakni China, Jepang, dan Korea.
Untuk itu Indonesia harus berinovasi untuk menggarap teknologi baterai sesuai dengan sumber daya yang ada di dalam negeri.
"Yang mahal itu baterainya, sayangnya sampai saat ini baterai lithium kita ga ada bahan baku. Di Argentina, Chile, Bolivia, Amerika ada tambangnya, kecuali Indonesia temukan teknologi baru untuk buat baterai," ujarnya pada diskusi terbatas bertema Roadmap Pengembangan Kendaraan Listrik yang diselenggarakan Bisnis.com, di Jakarta, Selasa (10/07/2018).
Johannes mengatakan terdapat tiga komponen utama dari kendaraan listik yakni baterai, motor penggerak, dan inverter untuk power control. Dari ketiga komponen utama itu, tantangan Indonesia ialah baterai.
Dia menegaskan jika Indonesia ingin membuat kendaraan listrik maka syarat utamanya ialah menguasai teknologi baterai. Pasalnya, sejauh ini baru tiga negara yang bisa memproduksi baterai dan sayangnya hanya bisa bertahan selama 3 tahun sebelum kualitasnya menurun.
Baterai yang kualitasnya mulai menurun, paparnya, bisa digunakan untuk penyimpan daya di rumah tetapi setelah 10 tahun harus dibuang atau didaur ulang. Sejauh ini, baru Belgia yang mampu mendaur ulang baterai sehingga tujuan menciptakan lingkungan bersih juga harus dipikirkan tuntas.
Baca Juga
"Indonesia mau buat kendaraan listrik, kuasai teknologi pembuatan baterai," paparnya.