Bisnis.com, JAKARTA – PT Citra Langgeng Otomotif mengklaim depresiasi harga Ferrari di Indonesia tergolong kecil. Distributor resmi merek mobil balap Italia ini mencatat penurunan harga sekitar 5%—10% per tahun.
“Model biasa 5%—10% per tahun. Pemiliknya merasa depresiasi harga itu cukup kecil,” kata CEO Ferrari Indonesia Arie Christopher di Jakarta, belum lama ini. Bahkan, beberapa model yang termasuk edisi spesial dipastikan harga jualnya akan naik. Menurut Arie, edisi terbatas bisa dihitung sebagai aset yang harganya terus naik, seperti tanah.
Hal itu yang menyebabkan program trade in Ferrari Indonesia terbilang sukses. Perusahaan mencatat secara rata-rata konsumen Indonesia mengganti mobil lama dengan mobil baru dalam dua tahun.
“Rata-rata itu dua tahun tukar dengan mobil baru. Ada juga yang menyimpan untuk waktu yang lama, ada juga yang untuk seumur hidup,” kata Arie.
Dia melanjutkan, setiap tahun program tukar tambah menyumbang 30% terhadap kinerja perusahaan. sebanyak 70% sisanya adalah konsumen yang tidak menukarkan Ferrari lamanya.
Ferrari Indonesia mencatat, trade in menjadi satu penyelamat di tengah stagnansi pasar selama dua tahun terakhir. Program ini menstimulus konsumen untuk membeli mobil baru dan juga memastikan ketersediaan stok pre owned division atau divisi penjualan mobil bekas.
Baca Juga
Divisi tersebut selama dua tahun terakhir mencatat pertumbuhan signifikan. Perusahaan mengklaim permintaan Ferrari tangan kedua naik 50% sepanjang tahun lalu dibandingkan dengan 2016. “Kondisinya begini, di mana penjualan tengah lesu, di situ pula pre owned business [bisnis mobil bekas] akan naik,” kata Arie.
Ferrari Indonesia yang berdiri sejak 2001 mencatat populasi mobil berlambang kuda jingkrak sudah mencapai 500 unit di Indonesia. Sebanyak 90% di antaranya berumur kurang dari 20 tahun, sedangkan sisanya lebih tua dari itu dan tergolong Ferrari klasik.