Bisnis.com, JAKARTA—Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan ritel kendaraan niaga truk mengalami peningkatan sebesar 29,11% pada tiga bulan pertama tahun ini.
Gaikindo mencatat, total penjualan ritel kendaraan niaga truk sepanjang tiga bulan pertama tahun ini mencapai 26.214 unit, lebih tinggi 5.910 unit dibandingkan dengan penjualan ritel truk sepanjang Januari-Maret 2017.
Peningkatan terbesar penjualan ritel kendaraan niaga truk dimiliki oleh kendaraan dengan GVW di atas 24 ton, yakni tumbuh 67,63% pada Januari-Maret 2018 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Sementara pertumbuhan penjualan ritel terbesar kedua dimiliki oleh truk dengan GVW 10-24 ton mencapai 38,41% pada tiga bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama 2017.
Meskipun begitu, volume penjualan ritel truk masih didominasi oleh truk yang berukuran GVW 5—10 ton dengan pencapaian sebanyak 17.493 unit pada tiga bulan pertama 2018. Pencapaian pada Januari-Maret 2018 tersebut lebih tinggi 17,54% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 14.882 unit.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Bidang Distribusi dan Logistik Kyatmaja Lookman, mengungkapkan, peningkatan pembelian truk oleh para pelaku usaha pada kuartal pertama tahun ini tidak terlepas dari belanja konsumsi masyarakat mengalami peningkatan.
Baca Juga
Belanja konsumsi dapat mengalami peningkatan lantaran infrastruktur yang telah dibangun oleh pemerintah telah terbangun meskipun belum sepenuhnya. Tidak hanya itu, momentum menjelang lebaran juga ikut mendorong konsumsi sehingga permintaan akan distribusi barang meningkat.
Di sisi lain, langkah para pengusaha truk yang melakukan peremajaan karena adanya pembatasan usia truk dan kebijakan pemerintah yang kerap melakukan pembatasan operasional terhadap truk besar juga dapat menjadi penyebab peningkatan pembelian truk pada Januari-Maret 2018.
“Kalau di sektor konsumsi, mau Lebaran, naik semua – [barang konsumsi] Banyak distok,” katanya.
Dia menjelaskan, dominasi penjualan kendaraan niaga truk dengan GVW 5—10 ton juga menggambarkan bahwa belanja konsumsi seperti e-dagang memberikan dampak.
Konsumen yang menginginkan barang yang dibelinya melalui e-dagang cepat sampai membuat para pelaku usaha kerap menggunakan truk-truk kecil yang mampu bergerak dengan cepat dan tidak terkena pembatasan operasional truk.
Pelaku usaha bisa lebih sering melakukan pengiriman dengan menggunakan truk berukuran kecil meskipun memiliki volume yang lebih sedikit.
Sementara peningkatan pembelian pada truk-truk dengan GVW di atas 24 ton – salah satunya - tidak terlepas dari proyek infrastruktur yang dikerjakan pemerintah.
Meskipun pada kuartal pertama tahun ini menunjukkan pembelian kendaraan niaga truk mengalami peningkatan, dia mengaku tidak tahu dengan kuartal-kuartal selanjutnya. Dia menuturkan, kondisi sebenarnya baru akan terlihat setelah Lebaran selesai.
Dia berharap, kondisi setelah lebaran dapat menguntungkan para pelaku usaha truk mengingat pemerintah juga sedang mendorong proyek-proyek padat karya.