Bisnis.com, JAKARTA - PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) kehilangan potensi pendapatan ekspor kendaraan mobil ke Vietnam sepanjang triwulan pertama 2018 sebesar US$140 juta akibat urung melakukan pengapalan ke negeri jiran itu.
Director Administration, Corporate, & External Affairs PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azzam mengungkapkan, jumlah kendaraan yang tidak diekspor ke Vietnam sampai dengan Maret 2018 sekitar 5.400 unit, dan membuat nilai ekspor perusahaan tergerus sekitar US$140 juta.
Perusahaan, lanjutnya, mencari tujuan ekspor negara-negara lain seperti guna menutupi nilai ekspor yang telah tergerus selama tiga bulan ke Vietnam. Nilai ekspor yang tergerus, ujarnya tidak bisa ditutupi keseluruhannya dengan mencari tujuan ekspor baru lainnya.
Meskipun begitu, dia mengungkapkan, langkah tersebut setidaknya dapat mengurangi nilai tergerus yang terjadi pada tiga bulan pertama tahun ini. “Setidaknya mengurangi,” katanya kepada Bisnis, Selasa (10/4/2018).
Saat ini, dia menuturkan, pihaknya masih menunggu persetujuan dari Vietnam terkait dengan sertifikasi uji tipe kendaraan Toyota Fortuner yang telah dikirimkan ke negeri jiran tersebut sebelum melakukan pengapalan.
Kepala Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub Caroline Noorida Aryani menuturkan, kendaraan Toyota Fortuner yang akan dikirimkan ke Vietnam sudah sesuai dengan standar pengujian yang dilakukannya.
Baca Juga
"Kalau di kami sudah [sesuai]. Tapi, kelanjutannya saya tidak tahu karena nanti di Vietnam kan diuji lagi sampling lot by lot," katanya
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, ekspor kendaraan bermotor mobil secara utuh (completely built up/CBU) dari Indonesia ke Vietnam sepanjang 2017 mencapai 12.876 unit.
Sepanjang tahun lalu, pengapalan kendaraan bermotor mobil utuh dari Indonesia ke beberapa negara secara keseluruhan mencapai 231.169 unit.