Bisnis.com, JAKARTA--Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia berharap kebijakan ganjil - genap yang dilakukan oleh pemerintah di ruas jalan tol Tangerang-Jakarta dan Bekasi-Jakarta tidak memengaruhi minat masyarakat membeli mobil.
Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengatakan, penggunaan kendaraan pribadi akan berpengaruh dengan langkah pemerintah menerapkan kebijakan ganjil-genap terhadap kendaraan-kendaraan yang masuk ke jalan tol.
"Penggunaan kendaraan pribadi akan terpengaruh, namun mudah-mudahan tidak memengaruhi minat untuk membeli/memiliki kendaraan pribadi," kata Kukuh kepada Bisnis, Jumat (6/4/2018).
Meskipun begitu, dia menambahkan, minat masyarakat dalam membeli kendaraan bermotor mobil juga bisa jadi lebih terkait dengan tingkat pertumbuhan ekonomi.
Menurutnya, kebijakan ganjil-genap terhadap kendaraan bermotor mobil yang akan masuk ke dalam ruas jalan tol merupakan kebijakan sementara untuk mengurangi kemacetan ketika infrastruktur sedang dibangun.
Masyarakat, dia menuturkan pada umumnya memiliki perilaku untuk membeli kendaraan mobil ketika kondisi perekonomiannya membaik. Kendaraan bermotor mobil tersebut, lanjutnya, tidak selalu digunakan untuk transportasi sehari-hari.
Baca Juga
Saat ini, dia mencontohkan, kondisi infrastruktur & transportasi umum di Jepang cukup bagus. Akan tetapi, penjualan kendaraan roda empat di dalam negerinya bisa mencapai 4,3 juta unit per tahun dengan total populasi sekitar 127 juta orang.
Penjualan kendaraan bermotor mobil domestik Jepang bisa mencapai 4,3 juta unit dengan populasi 127 juta orang lantaran terjadi pemerataan ekonomi di Negeri Sakura tersebut.
"[Tingginya penjualan kendaraan di Jepang karena ekonomi merata] Betul, bukankan Indonesia juga akan mengarah ke pemerataan seperti itu. Bahkan, sedang mengarah ke pemerataan ekonomi seperti itu," katanya.
Tingkat kepemilikan kendaraan bermotor mobil di dalam negeri akan mengalami peningkatan jika GDP Indonesia mengalami peningkatan. Terlebih, proyek-proyek infrastruktur yang tengah dikerjakan telah selesai, dan membuat ekonomi semakin bergairah serta tercipta efisiensi.
Saat ini, rasio kepemilikan kendaraan bermotor mobil Indonesia masih lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga Asean mengingat jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa sementara penjualan kendaraan baru sekitar 1 juta unit per tahun.
Dari seluruh wilayah Indonesia, Kukuh menilai rasio kepemilikan kendaraan di wilayah DKI Jakarta masih lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah lainnya jika melihat data penjualan tahunan serta jumlah penduduknya.
"Belum ada data spesifik terkait hal itu [rasio kepemilikan kendaraan per wilayah di Indonesia], namun dari data penjualan tahunan serta jumlah penduduknya, bisa jadi/diperkirakan DKI Jakarta memiliki ratio kepemilikan kendaraan tertinggi," katanya.