Bisnis.com, JAKARTA—Ekspor mobil Toyota pada Februari 2018 lebih rendah 19% dibandingkan dengan pengiriman pada bulan yang sama tahun lalu.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat ekspor mobil Toyota pada bulan lalu sebanyak 7.253 unit, sementara pada Februari 2017 mencapai 9004 unit.
Ekspor sepanjang dua bulan pertama tahun ini juga turun 15,8% dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 17.609 unit menjadi hanya 14.828 unit.
Director Administration, Corporate, & External Affairs PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azzam mengungkapkan, penurunan pengiriman mobil Toyota ke luar negeri terjadi lantaran terdapat hambatan ekspor ke Vietnam.
Perusahaan, lanjutnya, mencatat terdapat 1.800 pengiriman Fortuner ke Vietnam yang tertunda dari Januari hingga pertengahan Maret 2018 akibat hambatan ekspor tersebut.
Selain hambatan ekspor ke Vitnam, pelemahan daya beli dan ekonomi di beberapa negara tujuan ekspor juga menjadi penyebab, trutama kawasan Timur Tengah.
Oleh karena itu, pihaknya tidak menargetkan peningkatan ekspor ke Timur Tengah sepanjang tahun ini. “Kalau daya beli memang Timur Tengah sedang tertekan. Sudah kita prediksi. Jadi, kita tidak targetkan naik,” kata Bob kepada Bisnis, Kamis (15/3/2018).
Baca Juga
Dia menuturkan, kontribusi ekspor ke Timur Tengah terhadap pengiriman mobil Toyota ke luar negeri mencapai 45%. Perusahaan mengirimkan mobil seperti Fortuner, Kijang Innova, dan Vios ke kawasan Timur Tengah.
Oleh karena itu, perusahaan tengah berusaha menambah jumlah ekspor mobil ke kawasan Asia Tenggara mengingat kondisi perekonomiannya sedang bagus.
“Tapi kita juga harus hati-hati karena sekarang kecenderungannya protection, enggak gampang mengekspor,” katanya.