Bisnis.com, JAKARTA — PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), distributor resmi Mitsubishi Fuso, merespons positif rencana pemerintah yang akan memberikan insentif untuk pengusaha truk listrik. Pasalnya, Fuso merupakan pionir truk listrik di Indonesia, yakni eCanter.
Director of Sales & Marketing Division KTB Aji Jaya mengatakan bahwa perseroan menyambut baik wacana tersebut dan menunggu informasi lebih lanjut dari pemerintah, serta berharap pemerintah dapat merealisasikan wacana tersebut dalam waktu dekat.
Lebih lanjut dia mengatakan, terkait insentif yang ideal, perlu ada kajian lebih lanjut yang meliputi insentif fiskal dan non-fiskal.
"Untuk insentif non-fiskal, misalnya mewajibkan penggunaan truk listrik pada jalur dalam kota, bisa dimulai dari beberapa jalur utama dahulu, dan secara gradual memperluas wilayah cakupannya terutama di kota-kota berpolusi dan aktivitas industri tinggi," ujar Aji kepada Bisnis, dikutip pada Rabu (4/6/2025).
Selain itu, perlu adanya kemudahan truk listrik ringan untuk beroperasi di wilayah jakarta tanpa adanya pembatasan jam, serta menambahkan peraturan yang mendukung kendaraan komersial berbasis listrik.
"Sementara untuk kebijakan fiskal misalnya adalah insentif bagi pemilik usaha dan kewajiban untuk mengkonversi sekian persen dari armadanya dengan EV dan mendapat insentif tambahan, tetapi perlu dikaji lebih lanjut," katanya.
Baca Juga
Aji mengatakan, tren permintaan truk listrik Fuso eCanter sejauh ini cukup baik. Dia mengakui banyak konsumen yang tertarik untuk mengadopsi ke eCanter ke dalam bisnisnya karena adanya kesadaran akan pentingnya pengurangan emisi karbon dalam industri.
Fuso pun telah menyiapkan strategi penjualan truk listrik eCanter, salah satunya yakni bekerja sama dengan beberapa perusahaan di sektor perkebunan hingga logistik.
"Saat ini kami sedang menjajaki kerjasama dengan beberapa perusahaan. Untuk penjualan pada 2025, kami optimis akan ada sedikit peningkatan dibandingkan tahun lalu karena beberapa sektor industri tumbuh cukup baik. Contohnya, di sektor logistik dan kelapa sawit," jelas Aji.
Tak hanya itu, penjualan kendaraan niaga juga mendapatkan angin segar, seiring dengan Bank Indonesia (BI) telah memangkas suku bunga acuan ke 5,5% yang diharapkan dapat menstimulus kegiatan dan kondisi ekonomi dalam negeri.
Wacana Insentif Truk Listrik
Diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan bahwa para pengusaha logistik yang beralih menggunakan truk listrik berpeluang diberikan insentif oleh pemerintah.
Hal tersebut sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam mengakselerasi target net zero emissions pada 2060 mendatang. Pasalnya, sejauh ini truk merupakan salah satu penyumbang polusi udara yang cukup tinggi.
AHY pun tak menampik bahwa masih banyak tantangan yang dihadapi dalam rangka peralihan menuju kendaraan niaga berbasis listrik, seperti ketersediaan infrastruktur pengisian daya (charging station) khusus truk listrik, hingga masih mahalnya komponen baterai yang memengaruhi biaya logistik.
Alhasil, menurutnya pemerintah akan memberikan dukungan berupa insentif bagi para pengusaha yang mulai bertransisi menggunakan kendaraan niaga berbasis listrik.
“Masih banyak tantangannya, masih mahal. Mungkin dua kali lipat harga angkutan barang yang [truk] listrik. Oleh karena itu, perlu ada upaya, insentif dan dukungan dari pemerintah agar pada saatnya akan dilakukan transisi," ujar AHY.