Bisnis.com, JAKARTA — Penjualan mobil listrik murni atau battery electric vehicle (BEV) mencatat tren penurunan dalam tiga bulan terakhir. Di sisi lain, penjualan mobil plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) justru menunjukkan lonjakan signifikan.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menilai fenomena ini menandakan adanya pergeseran minat konsumen dari mobil listrik BEV ke PHEV.
Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto mengungkapkan, konsumen mulai melirik mobil PHEV karena menawarkan kombinasi efisiensi dan kepraktisan, tanpa ketergantungan pada infrastruktur stasiun pengisian daya, alhasil PHEV dinilai lebih fleksibel dibandingkan BEV.
"Mungkin PHEV lebih menarik, karena harganya lebih terjangkau dan tidak memerlukan charging station, makanya PHEV naik secara signifikan," ujar Jongkie kepada Bisnis, dikutip Senin (21/7/2025).
Berdasarkan data Gaikindo, total penjualan mobil listrik sepanjang semester I/2025 tercatat sebanyak 35.846 unit. Namun, jika dirinci per bulan, BEV menunjukkan penurunan sejak April. Sementara PHEV justru melonjak tajam pada periode yang sama.
Penjualan BEV sempat mencapai puncaknya pada Maret dengan 8.850 unit, sebelum turun 16,36% menjadi 7.402 unit pada April. Penurunan berlanjut pada Mei menjadi 6.393 unit, lalu melemah lagi menjadi 5.501 unit pada Juni 2025.
Baca Juga
Sebaliknya, penjualan PHEV mulai menunjukkan pertumbuhan signifikan. Setelah mencatat 41 unit pada bulan April, angkanya melonjak 907,31% secara bulanan menjadi 413 unit pada Mei, dan kembali naik 170,46% menjadi 1.117 unit pada Juni 2025.
Lonjakan ini tak lepas dari peluncuran Chery Tiggo 8 varian plug-in hybrid, atau yang dikenal sebagai Chery Super Hybrid (CSH). Mobil ini mulai dijual pada pertengahan Mei dengan harga mulai dari Rp499 juta untuk 1.000 pembeli pertama. Unit tersebut akan dirakit secara lokal melalui kerja sama Chery dengan PT Handal Indonesia Motor (HIM) di Bekasi, Jawa Barat.
Model hybrid besutan Chery ini menjadi kontributor utama penjualan PHEV di pasar domestik. Selain Chery, merek lain seperti Jaecoo dan Geely juga bersiap memperluas lini PHEV mereka di Indonesia, seperti Jaecoo J7 SHS dan Geely Starship 7 PHEV.
Secara teknis, mobil PHEV memiliki keunggulan dalam hal jangkauan. Ketika baterai habis, pengemudi masih dapat mengandalkan mesin bensin. Berbeda dengan BEV yang sepenuhnya bergantung pada infrastruktur pengisian daya yang hingga kini masih terbatas di berbagai wilayah Indonesia.
Namun, secara dampak lingkungan, BEV tetap unggul karena tidak menghasilkan emisi gas buang, sedangkan PHEV masih mengeluarkan emisi karbon dari mesin pembakaran internal.
Meski tren menunjukkan pergeseran ke PHEV, Gaikindo tetap mempertahankan target penjualan mobil listrik BEV sebanyak 60.000 unit hingga akhir 2025. "Mudah-mudahan bisa tercapai," pungkas Jongkie.
Penjualan BEV dan PHEV Semester I/2025:
Penjualan BEV Semester I/2025:
Bulan | Penjualan |
Januari | 2.517 |
Februari | 5.183 |
Maret | 8.850 |
April | 7.402 |
Mei | 6.393 |
Juni | 5.501 |
Penjualan PHEV Semester I/2025:
Bulan | Penjualan |
Januari | 16 |
Februari | 17 |
Maret | 17 |
April | 41 |
Mei | 413 |
Juni | 1.117 |