Bisnis.com, JAKARTA - Bergantung pada jumlah stasiun pengisian bahan bakar Hidrogen yang telah beroperasi di California, penjualan mobil berbahan bakar hidrogen (fuel cell) Toyota Mirai tercatat melambat.
Tidak hanya itu, sejumlah wilayah di Pantai Timur termasuk New York, Connecticut, dan Massachusetts bahkan masih harus menunggu untuk beroperasinya stasiun pengisian pertama di wilayah tersebut.
Perusahaan otomotif raksasa asal Jepang tersebut dan rekannya Air Liquide SA berharap memiliki setidaknya selusin stasiun pengisian yang siap beroperasi di wilayah Pantai Timur pada musim panas tahun ini. Saat ini, mereka memproyeksikan hanya tiga atau empat yang akan selesai pada akhir 2017.
”Kami berurusan dengan para pejabat pemerintah dan dewan perencanaan kota dan semua orang memiliki prioritasnya masing-masing. Terkadang stasiun pengisian bahan bakar hidrogen tidak berada di urusan teratas dalam daftar prioritas mereka," kata Direktur Air Liquide, Bob Oesterreich, Selasa (25/7/2017).
Tentu saja, lambatnya pendirian stasiun hidrogen menjadi tantangan bagi penjualan Toyota khususnys model bertenaga baterai.
Sebaliknya, pesaing lainnya seperti Tesla Inc, General Motor Co dan Nissan Motor Co telah selangkah lebih maju karena pengisian dapat dilakukan di garasi para konsumen.
Baca Juga
Pada semester pertama tahun ini, Toyota telah mencatat penjualan Toyota Mirai hingga 708 unit di pasar AS.
Sementara itu, GM dan Nissan masing-masing telah menjual 10 kali lipat lebih banyak dibandingkan Toyota untuk unit mereka yaitu Chevrolet Bolts dan Nissan Leafs, berdasarkan data Autodata Corp..
Lambatnya performa penjualan Toyota dipengaruhi fakta bahwa hanya terdapat 28 stasiun pengisian bahan bakar hidrogen yang beroperasi di wilayah negara bagian tempat Toyota Mirai dijual.
Kondisi ini turut dipengaruhi alotnya negosiasi antara pihak pengembang stasiun pengisian bahan bakar dan para pejabat perencana tata kota terkait perizinan dan pemanfaatan fasilitas kota.