Bisnis.com, JAKARTA -- Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo pada tahun ini tak lagi menggandeng Dyandra Promosindo untuk menyelenggarakan pameran mobil tahunan yaitu Indonesia International Motor Show yang biasa disebut IIMS. Keduanya berseteru lantas menggelar pameran sejenis dalam waktu bersamaan.
Tatkala Bisnis mewawancarai Jhonny Darmawan selaku Ketua Pelaksana IIMS 2014 awal September tahun lalu, terkesan kebanggaannya akan perhelatan pameran otomotif tersebut. Bahkan, dia berujar kalau dibandingkan dengan pameran serupa di Thailand, IIMS jauh lebih besar.
Pameran tahunan itu kali pertama terselenggara pada 1986. Nama pameran awalnya adalah Gaikindo Motor Show, kemudian diubah menjadi Jakarta Motor Show, dan kemudian menjadi Indonesia Motor Show. Terakhir setelah OICA atau Asosiasi Industri Kendaraan Bermotor Internasional mengakui pameran tersebut, barulah nama IIMS muncul pada perhelatan 2006.
Selama itu, Gaikindo senantiasa menggandeng Dyandra Promosindo. Namun kini memasuki gelaran pada 2015, keduanya hendak bercerai, masing-masing mengusung pameran otomotifnya sendiri.
Gaikindo kehilangan nama IIMS, sebabnya nama pameran yang telah lama dikenal itu merupakan paten dari Dyandra Promosindo. Sedangkan Dyandra Promosindo akan kesulitan mendatangkan peserta pameran yang notabene hampir seluruhnya merupakan anggota Gaikindo.
“Untuk paten nama IIMS kami baru mengetahuinya tahun ini kalau itu bukan milik Gaikindo,” ujar Jhonny saat jumpa pers Gaikindo, Selasa (10/2/2014).
Pilihan alternatif diambil. Nama pameran IIMS tetap diusung Dyandra Promosindo, sedangkan organisasi yang menaungi pelaku industri otomotif nasional menukil nama Gaikindo International Auto Show (GIIAS) 2015.
Johnny Darmawan yang kali ini didapuk kembali sebagai Ketua Pelaksana GIIAS 2015 menyatakan pameran tersebutlah yang diakui OICA. Johnny mengklaim pameran yang diadakan Gaikindo sudah diakui menjadi pameran otomotif terbesar di Asia Tenggara setidaknya dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Hingga 10 Februari lalu sudah 30 merek mobil yang menjadi eksebitor GIIAS 2015. Sebanyak 23 merek adalah kendaraan penumpang, dan sisanya adalah kendaraan niaga.
Johnny menambahkan, keunggulan GIIAS dari pemeran otomotif tahun lalu adalah luas lahan yang digunakan. Tahun ini GIIAS akan diselenggarakan di Indonesia Convention Exhibition (ICE) di kawasan Bumi Serpong Damai dengan total luas lahan mencapai 220.000 meter persegi.
Sementara itu target pengunjung mencapai 380.000 orang selama 10 hari acara dari 20-30 Agustus 2015, sedangkan IIMS 2014 menyedot 380.365 orang pengunjung, nilai transaksi yang diperoleh mencapai Rp5,456 triliun.
Menanggapi adanya dugaan perselisihan antara Gaikindo dan Dyandra yang menyebabkan adanya dua pameran otomotif tersebut, Jhonny menjawab secara diplomatis, hal itu sekadar didorong perhitungan bisnis semata. “Harus dikerjakan oleh yang profesional.”
Sementara sebelum berlangsungnya jumpa pers oleh Gaikindo, kubu Dyandra Promosindo telah menyambangi Kementerian Perindustrian. Dyandra diwakili Penasihat Panitia IIMS Suryopratomo menyampaikan rencana pameran otomotif tersebut.
Menurut Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Industri Alat Transportasi Darat Kementerian Perindustrian Warsito pertemuan dengan Menteri Perindustrian Saleh Husin itu membahas pelaksanaan pameran yang bersamaan antara GIIAS dan IIMS. "Itu sedang dibicarakan dengan menteri dan direktur terkait," ujar Warsito di kantornya.
Sementara saat dikonfirmasi, Menteri Saleh Husin menyarankan Suryopratomo menemui Ketua Gaikindo Sudirman Maman Rusdi. “Tidak apa-apa ada pameran, tapi waktunya jangan bersamaan,” ujar Saleh.
Sementara itu, Ketua Umum Gaikindo Sudirman Maman Rusdi mengatakan hak masing-masing merek untuk mengikuti pameran mana pun. Saat ditanyai perihal sanksi yang akan diberikan pada anggota Gaikindo yang akan mengikuti pemeran lain menurutnya belum dibahas oleh Gaikindo.
Sudirman menambahkan, pihaknya optimistis target pengunjung akan tercapai meski tempat penyelenggaraan dipindahkan ke Tangerang Selatan. Hal ini didasari riset Gaikindo dari pameran sebelumnya yang melihat potensi pengunjung sebesar 55% yang artinya lebih mendekati, jika dipilih tempat baru.