Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa tahun belakangan ini, pemerintah mendorong industri otomotif untuk memproduksi kendaraan berkonsep ramah lingkungan. Kalangan agen tunggal pemegang merek (ATPM) pun menyambut baik, seolah latah berlomba-lomba menerapkan produksi kendaraan berkonsep hijau tersebut.
Produk low cost green car (LCGC) keluaran pabrikan Toyota, Agya misalnya digadang-gadang bakalan memenuhi selera pasar. Selain harganya yang murah meriah, si mungil bersilinder 1.000 cc ini menjadi idola baru PT Toyota Astra Motor (TAM) selain Avanza. Pasalnya, pasar sudah kadung antre untuk indent sebelum produk tersebut resmi dipasarkan pada September tahun ini.
Inisiasi PT TAM, sebagai salah satu ATPM di bawah naungan PT Astra Internasional Tbk., dalam menerapkan konsep smart mobility for better tomorrow memang diperuntukkan jangka panjang. Pihaknya mengklaim beberapa produk keluaran Toyota ke depannya bakal berkonsep ramah lingkungan untuk mengurangi dampak polusi dari kendaraan bermotor.
Hal tersebut sudah digembor-gemborkan sejak ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2013 lalu. “Toyota secara global memang konsen dengan lingkungan,” ungkap Rahmat Samulo, Direktur Pemasaran TAM kepada Bisnis pekan ini.
Strategi PT TAM memperkenalkan produk ramah lingkungan dilakukan secara bertahap. Produk Camry Hybrid saat ini masih menjadi salah satu unggulan mobil yang banyak diincar pasar. Lainnya, Toyota Agya sengaja diproduksi dengan mengedepankan hemat bahan bakar dan mesin berteknologi tinggi dengan gas buang yang tidak terlalu tinggi.
Untuk jangka panjang, beberapa mobil konsep besutan Toyota siap diluncurkan dengan desain yang tidak kalah menarik. Hal tersebut sekaligus mendukung upaya pemerintah dalam menekan hemat energi dan polusi yang dihasilkan kendaraan.
Rahmat menjelaskan selama ini pasar Toyota Agya memang tidak segesit produk mobil sejuta umat alias Toyota Avanza yang bisa tembus hingga 25.000 unit per bulan. Target penjualan Toyota Agya masih di kisaran 4.000-5.000 unit per bulannya.
“Apa yang sudah kami tawarkan melalui Camry dan Agya sudah mendukung program ramah lingkungan,” paparnya.
Pada kelas kendaraan bermotor, produk Honda injeksi alias Programmed Fuel Injection (PGM-FI) dari 2005 hingga November 2013 mencapai 4,7 juta unit. Sementara itu, hingga November 2013 kontribusi Honda injeksi tumbuh sebesar 75% dibandingkan pada 2012 yang hanya 29%.
Secara unit volume, sepeda motor Honda injeksi tumbuh 272%. “Tetapi market share di seluruh merek produk sepeda motor injeksi, Honda injeksi tumbuh sebesar 63% dari 47%,” kata Thomas Wijaya, Deputy GM Sales Division Astra Honda Motor (AHM).
Pada 2014 pihaknya berencana akan memenuhi komitmen perseroan dalam memberikan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen Indonesia. Hal tersebut disesuaikan dengan aturan kebijakan pemerintah Indonesia agar pabrikan sepeda motor menggunakan teknologi ramah lingkungan.
Thomas mengklaim terdapat keuntungan bagi konsumen Indonesia dengan menggunakan teknologi Honda injeksi atau Honda PGM-FI tersebut. Bahkan, ungkapnya, di tahun-tahun mendatang, teknologi Honda injeksi akan terus ditingkatkan guna memenuhi kebutuhan konsumen.
Dia menjelaskan keuntungan teknologi PGM-FI antara lain membuat bahan bakar semakin irit lebih dari 30%. Selain itu, dapat menghemat biaya dan subsidi bahan bakar. Keuntungan lain bagi konsumen adalah membuat emisi gas buang semakin rendah. Sehingga ke depan kesehatan masyarakat akan terjaga dengan menekan polusi dari asap kendaraan.
Pihaknya sejauh ini terus melakukan sosialisasi tentang manfaat produk Honda injeksi dan kesadaran akan Program Langit Biru mulai dari anak muda di sekolah-sekolah. Bahkan, program tersebut sebagian sudah masuk dalam kurikulum pendidikan, berbagai event, customer gathering, termasuk media sosial.
“Tentunya pelayanan tersebut kami lakukan di showroom kami dengan terus meningkatkan kualitas dan pelayanan di bengkel-bengkel resmi,” klaimnya.