Bisnis.com, JAKARTA--Industri otomotif nasional bisa mengisi pasar Asean yang sangat prospektif dengan volume penjualan hingga 5 juta unit per tahun, selain memenuhi permintaan dalam negeri yang cukup besar .
Soebronto Laras, Komisaris Utama PT Indomobil Sukses International Tbk, mengatakan industri otomotif nasional dengan produk terbarunya mobil murah ramah lingkungan (low cost green car) diharapkan bisa membidik potensi pasar Asean yang terus tumbuh.
Total penjualan mobil di seluruh wilayah Asean pada 2012 lebih dari 3 juta unit, yang diperkirakan terus meningkat setiap tahunnya menjadi 4 juta unit pada 2013 dan 5 juta unit pada tahun berikutnya.
“Pertumbuhan penjualan di Asean cukup signifikan sejalan dengan kondisi ekonomi regional yang terus berkembang dengan populasi penduduk yang juga terus bertambah,” katanya di Jakarta, Minggu (22/9/2013).
Menurutnya, total penjualan mobil di Asean mencapai 3 juta unit pada tahun lalu terutama kontribusi dari Thailand 1,3 juta unit dan Indonesia 1,1 juta uniy, sementara sisanya diisi produk dari Filipina, Vietnam, dan beberapa negara lain.
Artinya, penjualan kendaraan di Indonesia seharunya mencapai empat kai lipat dari Thailand, karena populasi penduduk Indonesia 240 juta jiwa atau empat kali lipat dari total penduduk Thailand yang hanya 60 juta jiwa.
Dia menjelaskan kehadiran low cost green car (LCGC) merupakan tuntutan zaman, dilandasi upaya untuk tidak menambah kemacetan lalu lintas di perkotaan, pencapaian maksimal efisiensi bahan bakar, dan prolingkungan.
Jika kendaraan tersebut tidak dibuat di Indonesia dengan segala insentif yang diberikan pemerintah, kemungkinan besar akan masuk produk sejenis dari negeri lain, khusunya dari Asean yang telah sepakat menerapkan era perdagangan bebas mulai 2015.
Para agen tunggal pemegang merek dan prinsipalnya memilih Indonesia sebagai basis produksi LCGC serta jenis dan tipe mobil yang lain untuk dipasarkan di dalam negeri maupun ekspor, terutama ke negara Asean.
Alasannya, potensi pasar Asean akan terus berkembang secara signifikan menjadi daya tarik bagi produsen mobil, tidak seperti di Eropa, Amerika, China dan Jepang yang pertumbuhan pasar otomotifnya relatif kecil.
Maria Sidabutar, Public Relation Director PT General Motors Indonesia, mengatakan pihaknya mempersiapkan ekspor multi purpose vehicle Chevrolet Spin ke sejumlah negara di Asean, termasuk Thailand.
Seluruh kapasitas pabrik Chevrolet di Bekasi, Jawa Barat, lanjutnya, difokuskan memproduksi Chevrolet Spin untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan sebagian lainnya akan diekspor.
“Chevrolet Spin memang diproduksi sesuai kebutuhan pasar di Indonesia, tetapi sebagai produk global maka Spin juga akan diekspor ke sejumlah negara di Asean, termasuk ke Thailand,” katanya.
Sementara itu Endro Nugroho, Sales Director PT Suzuki Indomobil Sales, mengatakan telah mengekspor pikup Mega Carry, APV dan Ertiga ke sejumlah negara di Timur Tengah, Asean, dan bahkan ke Jepang.
“Permintaan pasar ekspor yang cenderung terus meningkat belum dapat dipenuhi seluruhnya karena perusahaan masih berkonsentrasi pada pasar dalam negeri yang juga terus tumbuh,” ujarnya.
Pendapat senada juga disampaikan Amelia Tjandra, Marketing Director PT Astra Daihatsu Motor, bahwa permintaan ekspor kendaraan komersial pikap dan mini bus Grand Max dan Xenia juga menunjukkan tren meningkat dari tahun ke tahunnya.