Bisnis.com, JAKARTA--Produksi mobil murah berpotensi membuat pengguna motor beralih ke mobil sehingga konsumsi bahan bakar minyak semakin tinggi.
Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar mengatakan penggunaan BBM oleh mobil murah memang diyakini lebih irit dari mobil non-low cost green car (LCGC). Namun, pihaknya tidak menjamin konsumsi BBM secara keseluruhan akan turun jika yang terjadi adalah pengguna motor berpindah ke mobil.
“Logikanya, per mobil konsumsinya turun. Tapi ini kan bukan dari segi itu. Tadinya orang pakai motor, sekarang jadi mobil,” katanya, Senin (23/9/2013).
Namun, apakah peningkatan penggunaan kendaraan roda empat itu akan menaikkan impor BBM, Mahendra menuturkan masih harus dilihat ke depan. Pasalnya, kata dia, LCGC memuat lebih banyak orang ketimbang sepeda motor.
Pemerintah, sambungnya, telah melakukan langkah pengurangan penggunaan BBM fosil, yakni dengan meningkatkan kadar campuran biodiesel ke dalam solar menjadi 10% secara mandatori dari semula 3%-5%.
“Langkah strategis itulah yang harus difokuskan daripada berharap LCGC memberikan dampak signifikan terhadap impor BBM,” ujarnya.
Mahendra berharap produksi LCGC yang lebih banyak menggunakan komponen dalam negeri akan membuat neraca perdagangan nonmigas lebih sehat karena impor bahan baku berkurang.
Demikian pula dengan impor barang modal yang diperkirakan Mahendra tidak banyak bertambah karena industri otomotif memanfaatkan kapasitas terpasang yang sudah ada.