Bisnis.com, JAKARTA—Saat ini, pasar keuangan loyo menyusul depresiasi mata uang yang menempatkan rupiah sebagai ketiga terburuk di Asia, selain yen dan rupee. Bloomberg mencatat total pelemahannya 9,18% (year to date) hingga pekan ketiga Agustus.
Kondisi tersebut mempengaruhi impor bahan baku komponen otomotif. Namun, hingga kini dua merek utama di segmen multi-purpose vehicle menengah (upper MPV), yakni Nissan Serena, Toyota Alphard, dan Toyota Nav-1 belum mengoreksi harga jual kendaraan.
Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor Rahmat Samulo mengatakan harga Alphard tetap pada kisaran Rp800 juta hingga Rp1 miliar lebih, sedangkan Nav-1 masih dibanderol sekitar Rp400 juta.
"Tren pada September kami harus lihat dulu. Pasalnya, bulan depan banyak yang harus diperhatikan seperti situasi ekonomi lantaran suku bunga naik, inflasi, efek kenaikan harga BBM, semua baru terasa bulan depan," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (28/8/2013).
General Manager Marketing & Communication PT Nissan Motor Indonesia Indriani Hadiwijaya berpendapat penaikkan harga jual mobil tidak bisa dilakukan seketika karena harus mempertimbangkan dampaknya terhadap daya serap pasar.
"Tentunya banyak pertimbangan yang harus dilakukan sebelum mengoreksi harga. September nanti kami berharap pasar membaik didukung adanya International Indonesia Motor Show," tutur Indriani yang dihubungi secara terpisah.